Luhut Pastikan Fasilitas Bandara Ngurah Rai Rampung sebelum Pelaksanaan IMF-WB

350

Mangupura (Bisnis Bali) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan memastikan pembangunan fasilitas pendukung di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai rampung sebelum pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank Group Oktober nanti.

“Bahwa mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sudah terencana sejak awal, wajib selesai pada tanggal 31 Agustus 2018, serta nantinya pada bulan September akan dilakukan verifikasi oleh Kementerian Perhubungan dan secara operasional bisa melakukan simulasi penanganan kepada delegasi,” ucap Menko Luhut dalam kunjungannya di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (8/8).

Pada minggu pertama Agustus, pembangunan telah melewati separuh dari keseluruhan tahapan. Realisasi pembangunan paket I, yaitu pematangan lahan sisi barat dan pembangunan apron barat,  telah mencapai 53,48 persen. Sementara realisasi pembangunan konstruksi apron timur dan pemindahan sewage treatment plant (STP) yang termasuk paket II, saat ini telah mencapai 80,12 persen serta untuk pembangunan Gedung VVIP, Base Ops TNI AU, dan penggantian Line Maintenance Airlines yang tergabung dalam paket III, pengerjaannya telah mencapai angka 66,72 persen. Realisasi pengerjaan tiga paket pekerjaan tersebut mampu melebihi target yang direncanakan.

Terkait penanganan delegasi dari peserta meeting, Direktur Operasi PT. Angkasa Pura I (Persero), Wendo Asrul Rose, mengatakan, secara operasional ada beberapa strategi penanganan delegasi. “Penanganan terhadap kepala negara dan delegasi khusus, delegasi khusus, dan delegasi biasa. Metode penanganan delegasi berbeda-beda, tergantung kebutuhan serta harus mengedepankan aspek safety dan security,” ungkap Wendo.

Menyikapi potensi penggunaan jet pribadi dari peserta meeting, Menko Luhut menegaskan agar diantisipasi sejak dini. “Bandara I Gusti Ngurah Rai juga wajib melakukan antisipasi jumlah pesawat kepala negara yang parkir di Bali dan memperhitungkan delegasi yang menggunakan private jet, sehingga kegiatan operasional yang bersifat reguler dan aspek keamanan wajib menjadi perhatian kita bersama,” lanjut Menko Luhut.

Pertemuan tahunan IMF-World Bank Group tahun 2018 akan menjadi pertemuan terbesar yang pernah dihelat sejak tahun 1946, dimana akan dihadiri oleh sekitar 15.000 peserta, termasuk 3.500 delegasi dari 189 negara anggota IMF, 1.000 perwakilan media, serta lebih dari 5.000 peserta dari pihak swasta, perbankan, akademisi, serta Non Government Organization (NGO). (dar)