LIMA tahun menggeluti bisnis kaos bernuansa budaya Bali, Komang Suastini mengaku terus berinovasi.
“Bisnis memang harus terus berinovasi agar bisa tetap eksis. Kalau tanpa inovasi dan tidak mengikuti perkembangan zaman pasti akan tergerus,” tutur pemilik Prabu Kreasi tersebut, beberapa waktu lalu di Denpasar.
Kebutuhan hidup menjadi pendorong utama ia mulai berkreasi dalam bisnis busana tersebut.
“Awalnya saya dan suami hanya membuat baju kaos dan kemeja pria dewasa. Sebagian besar menggunakan nuansa adat dan budaya Bali, seperti menggunakan gambar barong, celuluk, topeng dan sebagainya yang ada nuansa Bali,” ucapnya.
Pangsa pasar memang cukup baik, sehingga ada keinginannya untuk mengembangkan bisnisnya tersebut dengan busana wanita.
“Kebetulan saya bisa menjahit, jadi saya coba untuk mengembangkan bisnis dengan membuat kebaya. Dari sini saya terus mengikuti perkembangan tren, karena kebaya wanita selalu berubah setiap saat,” tukasnya.
Dikatakan pihaknya juga berupaya menggabungkan antara kebaya dengan seni lukis sehingga tercipta kebaya lukis yang sempat menjadi booming beberapa waktu lalu.
“Kalau tren busana memang terus berubah, makanya saya berupaya mengikuti tren atau membuat tren sendiri. Disini juga dibutuhkan kreativitas dan inovasi,” katanya.
Prospek antara kaos lukis dan kebaya dikatakan hampir sama, sehingga ia tetap menjalankan kedua peluang tersebut karena dapat saling melengkapi. Terkait persaingan, ia mengaku tak terlalu risau, karena rejeki sudah ada yang mengatur. Meski demikian ia mengaku masih terkendala permodalan.
“Modal utama kami cuma di kreasi saja, kalau modal uang kami masih sangat terbatas,” tukas istri I Gede Mahendra tersebut. (pur)