Denpasar (Bisnis Bali) – Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS yang masih membayangi hingga kini, tampaknya belum mampu menggairahkan perdagangan dari Bali ke luar negeri (ekspor). Itu tercermin dari nilai ekspor barang dari Bali yang turun pada April 2018 lalu.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, belum lama ini mengungkapkan, April 2018 lalu, ekspor barang Bali yang dikirim lewat sejumlah pelabuhan di Indonesia tercatat hanya 49.130.390 dolar AS. Paparnya, angka tersebut mengalami penurunan -16,79 persen dibandingkan nilai ekspor Maret 2018 yang mencapai mencapai 59.043.288 dolar AS. Sebaliknya, capaian April 2018 justru tercatat mengalami peningkatan 22,50 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 40.105.818 dolar AS.
“Penurunan nilai ekspor dari bulan sebelumnya ini, dominan dipengaruhi oleh menurunnya nilai ekspor tujuan Australia yang mencapai 2.738.038 dolar AS atau turun -50,26 persen,” tuturnya.
Jelas Adi, selain Australia, negara lain yang juga menunjukkan penurunan adalah Tiongkok 2.461.468 dolar AS, Hongkong 1.805.820 dolar AS, dan Prancis 1.391.309 dolar AS. Katanya, jika dilihat dari jenis komoditas, penurunan secara month to month dominan dipengaruhi oleh turunnya nilai ekspor pada produk perhiasan atau permata mencapai 3.525.440 dolar AS, produk ikan dan udang 2.843.575 dolar AS dan produk pakaian jadi bukan rajutan 1.864.901 dolar AS. (man)