Denpasar (Bisnis Bali) – Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), berhasil menarik minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian. Karenanya, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, mengharapkan program Simantri ini dapat dilanjutkan oleh calon Gubernur berikutnya.
“Kalau kita lihat sekarang generasi muda mulai terlibat dalam program Simantri. Termasuk kaum perempuannya kami latih membuat olahan dari bahan baku produk pertanian,” tuturnya.
Dengan demikian, persoalan pertanian yang selama ini tidak mau digeluti oleh generasi muda, mulai ada pemecahannya.
Saat ini Pemerintah Provinsi Bali akan membantu biaya pengembangan 56 unit Simantri melalui APBD Induk 2018, yang diharapkan dapat semakin menarik minat generasi muda untuk mencintai pertanian. “Sebenarnya kami rencanakan alokasikan 60 ‘Simantri’, namun karena empat tidak lulus verifikasi, jadi untuk anggaran induk dikembangkan 56 Simantri,” kata Wisnuardhana.
Anggaran yang dialokasikan untuk tahun ini masih sama sebesar Rp225 juta untuk setiap unit Simantri yang diterima oleh kelompok petani dalam bentuk hibah uang. Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dana tersebut dapat digunakan untuk pembelian 20 sapi, pembuatan kandang koloni, alat pengolahan digester biogas dan biourine, bangunan pengolahan kompos dan sebagainya.
“Untuk Simantri yang tidak lolos verifikasi itu umumnya karena terkendala persoalan lahan karena syarat luas lahan minimal tujuh are dan lokasinya tidak terlalu jauh maupun tidak terlalu dekat dengan permukiman warga,” ujar Wisnuardhana.
Pihaknya tidak menampik jika realisasi terbentuknya Simantri sejak 2009 hingga akhir 2018 yang dibiayai Pemprov Bali baru sekitar 759 simantri, atau belum sesuai dengan yang ditargetkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebanyak 1.000 simantri. (pur)