Tabanan (Bisnis Bali) – Seiring dengan bervariasinya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) saat ini peluang untuk memilih dan mendapatkan bunga kredit yang relatif rendah bagi konsumen juga terbuka. Di sisi lain pengembang juga harus bersaing menggaet kepercayaan konsumen dengan menyediakan produk bermutu. Hal itu diungkapkan salah seorang pengembang rumah menengah atas, Agustinus, Senin (19/3).
Dikatakan, KPR selama ini memang menjadi komponen penting dalam bisnis perumahan. Solusi KPR bagi konsumen yakni kredit jangka panjang 10 – 20 tahun, selain kemudahan lainnya seperti suku bunga yang relatif bervariasi bisa dipilih agar lebih ringan dalam masa cicilan. Sejak awal tahun 2018 suku bunga bank umum relatif bervariasi. Kisarannya mulai 9,25 persen – di atas 14 persen. Di Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) suku bunga bahkan lebih mahal.
Menurutnya KPR masih menjadi pilihan kebanyakan konsumen dalam membeli rumah atau produk properti lainnya. Kemudahan yang diberikan perbankan juga diharapkan bisa memacu perkembangan bisnis properti sehingga ke depan makin bergairah. Tak hanya untuk pembelian rumah menengah bawah tapi juga atas baik untuk tujuan tempat tinggal maupun investasi.
Tak kalah diharapkan konsumen adalah kemudahan syarat KPR sehingga mereka juga tak sulit untuk memenuhinya. Bagi konsumen menengah atas yang cukup dana tentu tak masalah kendati ketentuan loan to value (LTV) telah berlaku. Yang sulit adalah masyarakat menengah bawah yang ingin punya rumah tapi tak cukup uang muka untuk menempuh KPR. Kemudahan uang muka juga diharapkan konsumen sehingga KPR mereka bisa dikabulkan tentunya dengab komitmen memiliki kemampuan bayar yang memadai. (gun)