Tabanan (Bisnis Bali) – Persaingan makin ketat, apalagi dengan diberlakukannya pasar bebas tingkat ASEAN, koperasi terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM). SDM andal mampu menang dalam persaingan, sehingga koperasi tetap eksis dan maju menuju mandiri. Maka itu, kendala yang masih tetap menghantui insan gerakan koperasi secara umum khususnya koperasi simpan pinjam (KSP) mempunyai persoalan kekurangan likuiditas atau dana murah, kapasitas dan kualitas atau kompetensi SDM.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali yang diwakili Kabid Bina Kelembagaan, I Gede Indra, S.E., M.M., saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) KSP Sasana Karya, Sabtu (27/1) lalu di Aula Tugu Pahlawan Margarana mengatakan, KSP umumnya sampai saat ini memiliki kendala SDM. Di samping itu, juga ada beberapa teknis kinerja manajemen yang perlu ditingkatkan. Di antaranya, produk jasa tabungan, simpanan dan pinjaman dengan suku bunga yang sangat kompetetif. Untuk itu, pengurus koperasi harus melakukan berbagai upaya strategis, sehingga koperasi bisa eksis dan maju. Tidak kalah pentingnya dukungan penggunaan teknologi informasi (TI) untuk memudahkan, mempercepat layanan usaha simpan pinjam dan mampu memberikan pelayanan prima kepada anggota.
”Anggota selain sebagai pemilik KSP juga aktif menjadi debitur dan kreditur, sehingga dana yang dikelola lebih banyak bersumber dari anggota. Maka yakin mampu memberikan pelayanan maksimal kepada anggota. Paling tidak dalam persaingan yang ketat saat ini, bunga pinjaman dapat bersaing dengan lembaga keuangan mikro (LKM) lainnya,” katanya. (sta)