PEMERINTAH Provinsi Bali telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama Jepang. Kerja sama itu meliputi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang sistem pembangkit listrik tenaga mikro hidro, penggilingan beras dan pengelolaan sampah, pengelolaan lingkungan hidup, dan Peningkatan SDM.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Kehendak (Latter of Intent) antara Gubernur Bali, Made Mangku Pastika dengan Wali Kota Toyama Jepang, Mori Masashi, di Ruang Kerja Gubernur Bali, Selasa (28/11).
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah dilakukan JICA dan Kota Toyama dengan Kementerian ESDM RI yaitu memberikan bantuan teknis pembangkit mikro hidro di Subak Jatiluwih Tabanan. Peletakan batu pertama pembangunan mikro hidro telah dilaksanakan pada 9 Mei lalu dan diresmikan pada Senin (27/11) kemarin.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memberikan apresiasi atas kerja sama yang telah dilakukan ini karena sejalan dengan program Pemprov Bali melalui Bali Mandara. “Saya merasa harus datang ke Toyama, salah satu kota masa depan yang memperhatikan lingkungan. Sama dengan Bali sendiri pulau kecil yang harus dijaga kelestariannya,” kata Pastika.
Lebih lanjut dikatakan, Bali dengan visi Bali Mandara diharapkan dapat seperti Jepang. Meskipun memiliki kemajuan teknologi namun masih mempertahankan tradisinya. “Visi Bali Mandara itu adalah seperti di Jepang. Karena kami tahu sangat maju teknologinya tapi masyarakat masih pegang tradisinya. Mereka masih sangat sopan dan menghargai orangtua. Banyak negara lain dengan teknologi maju sudah kehilangan keramahtamahannya. Karena itu kami ingin menjalin kerja sama dengan Jepang,” jelasnya.
Sebelumnya, Bali sudah menjadi sister city Kota Komamoto dengan kerja sama dalam bidang pendidikan, pertanian, dan peternakan. Pastika berharap kerja sama ini juga akan terus ditingkatkan lagi. Termasuk kerja sama dalam menangani kebencanaan, salah satu hal yang harus belajar dari Jepang dalam menangani kebencanaan. Karena Bali juga berada di ring of fire, yang harus siap menghadapi tsunami dan gunung meletus. (ad 2.159)