Gunung Agung yang mengalami letusan freatik dengan asap kelabu Selasa (21/11) memang sempat mengejutkan masyarakat di Bali. Pemerintah dan stakeholder pariwisata pun telah meyakinkan pariwisata Bali masih berjalan normal. Bagaimana pasar menyikapi letusan freatik Gunung Agung ini?
PENURUNAN status Gunung Agung dari level IV (awas) menjadi level III (siaga) diumumkan pada Minggu (29/10) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) diyakinkan akan mendorong kembali kunjungan wisatawan ke Bali. Penurunan status Gunung Agung ke level III menjadi momen bagi stakeholder pariwisata bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) untuk menggencarkan promosi.
Pada Selasa (21/11), Gunung Agung mengalami letusan freatik dengan asap kelabu. Pasar pariwisata Bali tentunya akan bereaksi walaupun pemerintah bersama stakeholder pariwisata meyakinkan pariwisata Bali berjalan normal walaupun Gunung Agung meletus freatik.
Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Yuniarta Putra, Rabu mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Agung ini belum mengganggu aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata di Bali.
Diungkapkannya, pascaletusan freatik dan asap kelabu suasana di Bali masih normal. Masyarakat tetap melakukan aktivitas bisnis, ekonomi sosial dan budaya berjalan normal. Masyarakat yang melakukan upacara adat tetap berjalan dan tidak terlalu terganggu dengan kabar letusan freatik Gunung Agung.
Ia menjelaskan, aktivitas pariwisata juga berjalan seperti hari biasa. Hasil pantauan, wisatawan masih melakukan aktivitas liburan seperti hari-hari biasa.
AA Gede Yuniartha Putra yang juga sebagai Ketua Tim Bali Tourism Hospitality (BTH) memaparkan, pemerintah bersama stakeholder pariwisata di Bali berkomitmen memberikan pelayanan optimal kepada wisatawan khususnya yang terdampak Gunung Agung. Ini agar sektor pariwisata di Bali tetap berjalan secara normal.
Communication & Legal Section Head Bandara Internasional Ngurah Rai, Ahsanurrohim, juga menyampaikan aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Ngurah Rai hingga kini juga masih normal. Belum ada satu pun gangguan penerbangan akibat letusan Gunung Agung. “Kami juga akan memantau lewat visual report dari pilot,” kata Ahsanurrohim.
Ia meyakinkan, Otoritas Bandara Ngurah Rai memperkirakan, angin bertiup ke arah Timur-Tenggara. Ini sesuai prakiraan PVMBG sebelumnya yang menyatakan, jika aktivitas gunung terjadi di Oktober hingga Desember, abu cenderung ke arah timur-tenggara. Itu berarti aman bagi penerbangan.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menyampaikan, letusan Gunung Agung yang terjadi pada Selasa (21/11) tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali. Meski demikian, AirNav Indonesia terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya.
AirNav Cabang Bali terus memonitor keberadaan debu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dengan paper test dan koordinasi erat dengan BMKG dan PVMBG/posko aktif
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono menyatakan, pihaknya berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG, dan juga mengamati Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dengan menggunakan volcanic ash paper test dan hasilnya adalah nill VA. Selain itu pilot report (PIREP) yakni pilot melaporkan kepada AirNav bahwa ada awan abu kecil dari Gunung Agung bergerak ke arah timur.
“Sampai saat ini, kami sampaikan kepada publik bahwa tidak ada abu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dan erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali, apalagi perkembangan terakhir, erupsi semakin mengecil,” ucapnya. (kup)