Rabu, Mei 8, 2024
BerandaBaliMusim Panen Dipastikan  Dongkrak Cadangan Beras di Tabanan  

Musim Panen Dipastikan  Dongkrak Cadangan Beras di Tabanan  

Tabanan (bisnisbali.com) –Musim panen mulai Maret ini berpotensi mendongkrak stok atau cadangan pangan khususnya beras di Kabupaten Tabanan tahun 2021. Bercermin dari kondisi tersebut, maka stok beras di daerah lumbung pangan masih sangat aman di tengah pandemi sehingga belum perlu mendapat pasokan, khususnya terkait impor beras yang diwacanakan pemerintah di tengah musim panen.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan Ni Dewa Ayu Putu Sri Widyanti, S.P., M.Si., Rabu (24/3) kemarin, mengungkapkan musim panen padi yang diikuti meningkatnya produksi tentunya berdampak positif bagi kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Tabanan yang juga sebagai daerah lumbung pangan. Sebab, panen akan diikuti dengan tercukupinya ketersediaan pangan. “Terlebih lagi jika hasil panen dalam kondisi cukup dari sisi jumlah dan mutu yang dihasilkan. Tentunya itu akan menopang ketersediaan beras yang ada,” tuturnya.

Berdasarkan data prediksi stok beras di Kabupaten Tabanan di Dinas Ketahanan Pangan, pada periode Januari–April 2021 sisa stok beras mencapai 95.852,47 ton. Dari jumlah tersebut, 25,93 ton disimpan di gudang Dharma Shantika yang merupakan sisa per 31 Desember 2020, 100,00 ton di gudang Bulog (data per 31 Desember 2020) dan 95.726,54 ton ada di se-Kabupaten Tabanan.

Dewa Ayu menjelaskan, rata-rata kebutuhan beras per hari penduduk Kabupaten Tabanan sebanyak 129,58 ton. Perhitungannya, 276,33 gram kali 468.941 orang adalah 129.582.467 gram atau 129,58 ton. Kebutuhan penduduk Tabanan mulai Januari sampai April 2021 adalah (129,58 ton kali 30 hari kali 4 bulan) 15.549,90 ton. Jumlah kebutuhan beras tersebut tidak banyak mengalami pergeseran atau perubahan. Di sisi lain, penambahan cadangan stok pangan ini masih dimungkinkan terjadi seiring masih berlangsungnya musim panen hingga April mendatang.

Bercermin dari kondisi tersebut, untuk menjaga ketahanan pangan di Tabanan belum dirasa perlu mendapat tambahan pasokan dari beras impor sesuai yang diwacanakan oleh pemerintah pusat saat ini. Selain itu, produksi padi tahun lalu masih surplus. “Mudah-mudahan wacana impor beras tidak jadi dilakukan, sehingga tidak merusak harga di petani di tengah musim panen saat ini,” ujar Sri Widyanti. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer