Penjualan Elektronik Konvensional belum Tersaingi Transaksi Online

697

Denpasar (bisnisbali.com) – Penjualan produk elektronik mulai televisi, kulkas hingga mesin cuci secara konvensional di daerah ini belum tersaingi meski era transaksi secara online kian marak. Masyarakat masih menyukai membeli elektronik dengan melihat langsung produknya, dibandingkan lewat foto atau gambar secara online.

“Penjualan elektronik secara online belum seramai seperti hanpohone. Membeli elektronik masyarakat harus melihat barangnya, model, spek dan lainnya, sehingga penjualan konvensional masih tertinggi sampai saat ini,” kata Branch Manager LGEI Bali, Sugito Puspo Aji di Denpasar, Sabtu (12/10). 

Ia mengatakan ada beberapa penjualan produk yang memang bisa diminati secara online, umumnya ukuran kecil seperti televisi (TV) 32 inchi dan 43 inchi, sedangkan ukuran 65-70 inch memang harus melihat produk langsung. Ini pula membuat penjualan produk elektronik di toko-toko maupun pasar ritel secara konvensional masih menjanjikan dari sisi bisnis. Terlebih saat ini produk elektronik kini harga kian terjangkau.

“Harga kian terjangkau karena dengan permintaan banyak pabrikan bisa produksi massal sehingga harga produksi turun dan mempengaruhi harga lebih murah di pasaran,” ujarnya.

Produk-produk LG salah satunya tetap menjadi pilihan konsumen, bahkan Denpasar menyumbang 10 persen penjualan secara nasional. Ditambah lagi pembayaran produk elektronik kini mengalami pergeseran dari sebelumnya masyarakat lebih banyak membayar tunai, kini banyak juga yang memanfaatkan pembayaran nontunai dan kredit.

“Dua tahun terakhir pembayaran secara tunai mulai menurun, digantikan dengan nontunai maupun kredit. Baik itu kartu debit, kredit maupun menggunakan jasa lembaga finansial,” jelasnya. 

Menurut Sugito persentase antara tunai dan kredit sudah mencapai 60 persen berbanding 40 persen. Kondisi ini terjadi, karena suku bunga kredit yang ditawarkan lebih rendah. Persyaratan menggunakan kredit saat ini juga lebih mudah. Alhasil dari Grand Opening Grand Bumi Mas, ia berharap penjualan bisa mencapai Rp1,5-2 miliar per bulan dari penjualan LG secara keseluruhan di Bali mencapai Rp20 miliar. Adanya booth LG di Grand Bumi Mas, ia mengatakan untuk melayani kebutuhan konsumen yang ada di Denpasar Utara dan Badung serta wilayah sekitarnya. Terutama untuk produk-produk premium. Dengan display yang bagus, konsumen, lanjutnya, bisa merasakan pengalaman langsung saat memilih produk. “TV masih mendominasi penjualan saat ini dibandingkan produk elektronik lainnya,” paparnya. 

Hal serupa dikatakan Direktur Bumi Mas untuk elektronik, Richie Caisar Bumi didampingi Direktur Bumi Mas untuk furniture, Kevin Andrian Bumi. Kata dia, penjualan konvensional masih lebih ramai dari online. Terbukti toko ketiga yang dimiliki hadir di Denpasar, sebelumnya sudah ada dua toko yang semuanya berada di Tabanan. “Kami berupaya mendekatkan diri ke konsumen, terutama pelanggan-pelanggan lama yang ada di Denpasar sekitarnya,” ungkapnya.

Ia pun menargetkan penjualanb mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan saat soft opening. Selama soft opening, ia mengatakan terjadi peningkatan penjualan 40 persen. “Optimistis ada peningkatan karena  mempertahankan Bumi Mas sebagai toko elektronik yang termurah dengan kualitas yang baik,” ucapnya. *dik