Denpasar (bisnisbali.com) – Perolehan pendapatan asli daerah (PAD) Bali, hingga akhir September sudah mencapai 77 persen. Dengan total dana Rp2,5 triliun, dari target yang dipasang Rp3,5 triliun.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Bali, I Made Santha, S.E., M.Si. mengatakan, kalau melihat komposisi dari PAD, dengan asumsi yang bersumber dari pajak daerah, pengelolaan kekayaan daerah, pendapatan yang lain termasuk retribusi dengan asumsi rata-rata per harinya sama dengan kondisi sekarang, target Rp3,5 triliun akan tercapai di pengujung tahun.
“Berbicara urusan PAD karena di daerah sumber utama dari pajak daerah yang sumber utamanya dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) sampai saat ini perolehan kita sudah mencapai 81,81% untuk PKB dari target Rp1,35 triliun lebih dan BBNKB target Rp1,1 triliun capaian 83,95%,” terangnya Kamis (3/10) kemarin di Bapenda Renon Denpasar.
Melihat kondisi PAD karena pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu pajak unggulan daerah, pihaknya yakin di pengujung tahun 2019 ini akan tercapai target PAD keseluruhan 100 persen, bahkan terlampaui.
Perolehan BBNKB lebih tinggi dari PKB karena fenomena di Bali karena pertumbuhan kendaraan baru tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. “Saya melihat produksi kendaraan baru saat ini yang modelnya benar-benar casual dan modern sehingga diminati oleh masyarakat. Dengan begitu, pertumbuhan penjualan kendaraan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lebih baik,” tuturnya.
Karenanya, perolehan BBNKB ditopang oleh BBN1 (kendaraan baru), berbeda dengan tahun lalu yang BBN satunya merangkak. Selain itu dengan adanya pemutihan saat ini BBN2 (balik nama kendaraan lama) juga bergerak naik. “Masyarakat juga menghindari adanya pajak progresif sehingga melakukan balik nama kendaraan. Ini juga penting untuk perbaikan data base,” pungkasnya. *pur