Kemenperin Pertemukan IKM dan Strartup Digital

281
Direktur IKM-Endang Suwartini bersama Kadis Perdagangan Perindustrian Provinsi Bali Putu Astawa (no dua dari kanan), Kepala Sub Direktorat IKM Elektronika dan Telematika, Kemenperin, Agus Tavif (kanan) dan Kepala Balai Diklat Industri Denpasar Paryono (kiri).

Denpasar (bisnisbali.com) – Industri kecil menengah (IKM) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang jumlahnya 99% dari total jumlah usaha di Indonesia, selayaknya mendapat stimulan dan perhatian khusus untuk dapat bersaing dan mengembangkan usahanya. Melihat permasalahan utama yang dihadapi IKM dan UMKM yaitu keterbatasan kemampuan digital marketing, Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  RI berupaya mempertemukan IKM dengan Strartup Digital.

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Kemenperin, Endang Suwartini, mengatakan Kemenperin mendukung gerakan transformasi digital dan inovasi teknologi bagi industri IKM melalui program “Startup 4 Industry 2019” yang mempertemukan pelaku startup dengan IKM. “Program ini sudah di launching 30 Agustus lalu, kami berharap dengan Startup 4 Industry 2019 dapat mendorong pertumbuhan IKM dan juga para startup digital,” tuturnya saat membuka acara sosialisasi di Bali Creative Industry Center, di Denpasar, Kamis (26/9) sore.

Dikatakan, implementasi revolusi industri 4.0, melalui transformasi digital bukan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada IKM. Namun, hal tersebut perlu upaya bersama antara pemerintah, penyedia teknologi, serta adanya komitmen dari IKM sendiri.

Endang mengakui keterbatasan kemampuan IKM dalam digital marketing, pengelolaan supply chain, serta pengolahan data yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis.

“Pelaku IKM selama ini berjuang sendirian mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dan mereka ‘nggak sadar bahwa itu sebetulnya ada solusinya pada digitalisasi. Di sisi lain, banyak startup digital berkembang yang sebetulnya mereka nyari IKM juga,” ucapnya.

Kepala Sub Direktorat IKM Elektronika dan Telematika, Kemenperin, Agus Tavif menambahkan, memang ekosistem inovasi perlu dibangun bersama-sama sehingga nantinya akan menjembatani antara kebutuhan industri dan inovasi yang dihasilkan.

“Kami mengajak para startup, peneliti, akademisi, turut membangun industri Indonesia dengan bergabung dalam gerakan Startup 4 Industry. Keberadaan startup menjadi hal penting dalam akselerasi transformasi digital IKM melalui penerapan teknologi digital hasil inovasi startup teknologi,” kata Agus.

Kepala Balai Diklat Industri Denpasar Paryono mengatakan di Bali Creative Industry Center telah banyak melahirkan startup di bidang aplikasi, yakni ada terkait e-commerce, animasi dan ada aplikasi berbasis pariwisata seperti soal desa wisata, agro dan masih banyak lagi.

“Aplikasi seperti ini untuk mendukung pengembangan produk-produk IKM. Produk-produk IKM ini secara fisik,  dapat dipromosikan melalui aplikasi-aplikasi yang dikerjakan di BCIC. Sejauh ini sudah ada 200 tenant yang menciptakan aplikasi, di sini,” ujar dia.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, I Putu Astawa mengatakan, melihat perkembangan zaman, perkembangan teknologi sekarang, sangat mengubah wajah perekonomian. “Sekarang kita  semua serba menggunakan teknologi digital. Untuk menyongsong era ini, perlu disiapkan SDM yang mampu menguasai teknologi,” ucapnya.

Oleh karena itu, Astawa mengajak untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. “Mudah-mudahan upaya pemerintah untuk bisa mengejar 2 persen sekurang-kurangnya dari jumlah penduduk yang berwirausaha, itu akan memperkokoh perekonomian. Dan Bali khususnya sudah mencapai 8,5 persen, terutama dari generasi milenial,” pungkasnya. *pur/editor rahadi