Amlapura (bisnisbali.com) –Warga Karangasem dan luar, serta wisman antusias mengunjungi event Festival Subak dan International Coconut Festival yang digelar di Taman Soekasada Ujung, Karangasem. Tiap hari ribuan warga lokal berkunjung, sementara kunjungan wisman meningkat, sehari bisa mencapai 100 orang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem Ir. I Wayan Supandi dan Manajer Badan Pengelola Taman Soekasada Oejoeng (TSO), Karangasem Ida Made Alit, menyampaikan hal itu, Minggu (15/9).
Supandi mengatakan, festival subak tahun ini, tergolong banyak hal baru, karena dirangkaikan juga dengan festival Internasional Coconut Conferensi (ICC) serta Konferensi kabupaten penghasil kelapa (Kopek).
Festival subak menyajikan gelar teknologi pertanian di sawah bagian atas TSO. Gelar teknologi berupa demontrasi plot (denplot) dengan berbagai jenis tanaman hortikultura yang unggul, seperti pare unggul, melon, terung putih dan terung ungu, kedelai edame, mentimun, labu merah, labu kuning.
Sementara bunga-bungaan indah, seperti kenitir, bunga matahari, bunga esonia. Sejumlah bunga-bungaan dan labu berwarna, cukup langka, sehingga sangat menarik perhatian warga. Demikian juga buah pare yang besar dan panjang, mengundang perhatian warga, karena baru melihat buah pare unggul yang besar dan panjang itu.
Ditambah lagi, festival kelapa internasional dengan tema mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia dengan banyak varietas bibit kelapa, terutama kelapa henjah atau unggul. Sementara kelapa lokal Bali sendiri, dikoleksi dan dipamerkan 30 jenis kelapa lokal Bali, seperti kelapa surya, kelapa brahma (nyuh brama) kelapa mulung, kelapa daging, nyuh bulan, nyuh rangka, nyuh bojog, dan nyuh sudamala. Di samping itu juga kalangan penghobi bonsai kelapa juga memamerkan aneka rupa karyanya, seperti bonsai kelapa bermotif babi.
Manajer TSO Ida Made Alit menyampaikan, ribuan wisatawan lokal, tak hanya warga Karangasem tetapi juga dari luar Karangasem berdatangan. Ditambah lagi dengan peserta rapat kopek dari 400 an kabupaten/kota. Sementara, konferensi internasional coconut dari berbagai negara, seperti Australia, Hawai, Tanzania, Hainan, Cina, dan India. Negara penghasil kelapa itu juga membuka stand pameran, seperti dari India memamerkan produksi coconut virgin oil (VCO), serta berbagai gula dari kelapa.
‘’Untuk wisatawan nusantara, selama festival subak dan internasional coconut festival ini, masuk TSO bebas karcis. Sebab, ada festival subak dan gelar teknologi, tujuannya lebih banyak untuk pendidikan. Kami hanya memungut retribusi masuk TSO, bagi Wisman kunjungan wisata. Memang ada penambahan kunjungan,s ehari bisa mencapai 100 orang,’’ paparnya. Festival subak dan ICC dibuka Sabtu (14/9) dihadiri peserta internasional di antaranya, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Tanzania, serta Dirjen Kementerian Pertanian Timor Leste, Fernando Egidio Amaral.
Pembukaan festival dimeriahkan dengan berbagai seni tari dan atraksi seperti lomba gebogan buah dan lomba membuat lelakut (orang-orangan sawah). Sementara, Minggu (15/9) digelar cerdas cermat antar subak atau kelompok tani. *bud