Tabanan (Bisnis Bali) –
Festival Ulun Danu Beratan 2019 akan dipentaskan Seni Wayang dan Topeng Gajah Mada. Pementasan tersebut merupakan salah satu komitmen Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti yang bertekad senantiasa mengajarkan nilai-nilai Persatuan Indonesia dengan keyakinan bahwa Wayang dan Topeng Gajah Mada adalah salah satu sarana pemersatu bangsa di tengah situasi Bangsa Indonesia pascahajatan Pesta Demokrasi beberapa bulan lalu.
Terkait pementasan kesenian tersebut pada festival tahunan milik Kabupaten Tabanan, Bupati Eka bertandang dan mapekeling ke Griya Peling Padang Tegal, Ubud, Gianyar guna melakukan atur piuning atau mohon restu di kediaman Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba agar diberikan kepercayaan mementaskan kesenian sakral tersebut, Rabu (7/8) lalu.
Didampingi Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, AA. Dalem Tresna Ngurah, anggota DPRD Kabupaten Tabanan, I Nyoman Suadiana serta Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tabanan, I Putu Dian Setiawan, Bupati Eka memohon kepada Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba agar bersedia mementaskan Wayang dan Topeng emas Mahapatih Gajah Mada Majapahit pada pagelaran Festival Ulun Danu 2019.
Bupati Eka, memandang penting mementaskan seni wayang dan topeng emas sakral tersebut dengan harapan bisa menebarkan vibrasi positif untuk merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa di bawah bingkai Pancasila. Selain itu, harapannya pementasan nanti akan benar-benar dapat membawa Tabanan dan Indonesia pada umumnya kearah yang lebih baik lagi.
“Ada spirit perjuangan yang besar yang saya rasakan, bagaimanan kita mempersatukan Nusantara. Jadi, Mahapatih Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya di jaman itu bisa menyatukan Indonesia. Nah artinya, sekarang-pun kita harus bisa bersatu. Karena kalau kita sudah bersatu pasti kita akan sejahtera,” kilahnya.
Sementara itu, Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, didampingi oleh sang penari sekaligus Dalang Wayang dan Topeng Emas Sakral tersebut, yakni Bagus Wastika mengungkapkan, menanggapi dengan serius keinginan dari Bupati Eka. Dirinya mengatakan bahwa beliau sangat menantikan hari ini, dimana Bupati Eka meminta ijin untuk mementaskan Seni Wayang Topeng Gajah Mada ini di Festival Ulun Danu, apalagi Ulun Danu merupakan salah satu Cakra Dunia.
“Tanpa disadari dan tanpa Bu Eka meminta untuk mementaskan disana, sebenarnya itu yang saya tunggu. Ini untuk Dunia, karena salah satu simpul Cakra Dunia itu ada di Bedugul itu. Bukan kita yang menyatakan itu, itu adalah pernyataan praktisi dari spiritual Dunia,” ungkapnya.
Sang dalang juga mengatakan bahwa Wayang dan Topeng Sakral tersebut dimandatkan kepadanya dari pihak Jawa langsung. Dan dicuci atau dirawat sesuai dengan weton yakni saat Tumpek Wayang.
“Kadang-kadang kalau ada perasaan sesuatu, kepingin sih saya nyuci biar jam berapapun, hari apapun saya bersihkan,” jelasnya.
Dikatakannya juga bahwa Wayang dan Topeng ini mempunyai sejarah yang sangat dalam dan ada berbagai macam nama dan arca. “Satu Wayang aja sangat dalam. Maka disini konsepnya Majapahit kan Siwa Sidantha. Maka disini didominankan adalah Wayang Siwa dan Arca Siwa. Arca Siwa ada bermacam-macam. Ada Arca Siwa Meditasi, emas putih emas kuning, dan setiap wayang mempunyai peranan masing-masing,” tandasnya.*man