Denpasar (Bisnis Bali) – Banyak orang yang mengira bahwa batu alam putih atau yang biasa di sebut batu palimanan putih, merupakan jenis batu alam dari Yogja atau yang sering disebut batu paras Yogja. Pada kenyataannya bahwa batu alam putih ini merupakan batu alam khas dari wilayah Cirebon.
Batu palimanan jenis ini memang jarang di produksi karena sulit untuk mendapatkan bahan bakunya, berbeda dengan jenis batu lainnya. Para pelaku bisnis batu alam sangat jarang sekali memproduksi batu alam jenis ini karena sangat sulit unutk mendapatkannya. Dengan medan yang sulit serta tempat yang jarang sekali menyembunyikan kekayaan alam jenis batuan ini.
“Keunggulan dari batu alam putih di banding batu paras Yogja adalah memiliki pori – pori yang padat serta dari tekstur sangat kuat, jika dari tekstur yang kuat serta pori – pori yang padat maka memperkecil risiko kerusakan batu alam saat pendistribusiannya serta pemasangannya,” ungkap Agung Laksono pemilik usaha batu alam di bilangan Sanur Denpasar.
Batu alam putih Cirebon juga lebih rekat dengan semen sehingga tidak mudah terlepas setelah pemasangan. selain itu juga batu alam putih Cirebon lebih bisa diandalkan ketersediaan bahan baku dan produk jadinya, sehingga lebih mampu untuk mengejar deadline proyek yang harus segera diselesaikan.
Dengan beberapa keunggulan tersebut maka tidaklah heran kini batu putih Cirebon lebih dikenal lagi bahkan proyek yang ada di wilayah Badung Selatan yang kebanyakan peruntukannya untuk vila dan hotel juga lebih memilih batu putih Cirebon meski budget yang dikeluarkan relatif lebih mahal. “Kelebihan batu putih Cirebon dapat diproduksi dengan berbagai variasi finishing dan ukuran, di antaranya rata mesin, rata alam, dan susun sirih. Jenis batu ini lebih tertata dan rapi,” ungkap Agung Laksono.
Bicara menenai harga Agung Laksono yang juga langsung melakukan pabrikasi mengatakan, di pabrik batu alam putih rata mesin dan batu alam putih rata alam di variasikan ke berbagai ukuran, di antaranya 10x20cm, 15x15cm, 15x30cm, 20x40cm dan 30x30cm dengan ketebalan 1,4 cm dengan harga berkisar antara Rp. 65.000,- sampai Rp. 85.000,- untuk harga batu alam per meter persegi (m²) tergantung dari ukuran dan harga pasar saat pembelian batu alam tersebut. Sedangkan batu alam putih susun sirih di pasarkan dengan variasi ukuran 3x30cm, 3x40cm, 5x30cm dan 5x40cm dengan harga berkisar antara Rp. 75.000,- sampai Rp. 90.000,- untuk harga batu alam per meter persegi (m²) nya.
Ada pula variasi batu alam putih wall cladding, pembuatan wall clading dilakukan pabrik batu alam untuk menyikapi dari keluhan dan kesulitan pemasangan susun sirih, untuk yang tidak biasa memasangnya permukaan batu akan kotor/bernoda dari adukan semen. Wall clading sendiri dibuat dengan merekatkan terlebih dahulu potongan-potongan batu dengan lem batu yang kuat disusun menumpuk, ukuran wall clading batu putih yang di pasarkan berukuran 18x40cm dan 18x50cm, dengan harga berkisar Rp125.000,- dan Rp. 135.000,- tergantung harga pasar batu alam tersebut saat pembelian. Wall clading dibagi menjadi wall clading satu warna dalam hal ini wall clading batu putih dan wall clading kombinasi. *ita/editor rahadi