Denpasar (Bisnis Bali) – Pusung tagel sebagai lambang kedewasaan perempuan Bali, tak pernah lekang oleh Zaman. Pusung Tagel diharapkan dapat terus dilestarikan oleh Kartini Zaman Now, di tengah tantangan modernisasi.
“Pusung tagel sudah dibuat oleh leluhur kita seperti ini, jadi jangan dibuat aneh-aneh. Karena semua ada maknanya,” tutur Dr. Dra. A.A. Ayu Ketut Agung, M.M, pemilik LKP Agung, Minggu (21/4) di aula Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar.
Momentum hari Kartini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Kartini – Kartini Bali untuk berkiprah dalam pelestarian budaya termasuk pusung tagel dan busana adat Bali seperti harapan Gubernur Bali. “Melalui Pergub Busana Adat Bali, merupakan upaya gubernur Koster untuk pelestarian budaya. Jadi tidak hanya menggunakan busana adat, namun kaum wanita juga diharapkan menggunakan pusung tagel untuk wanita dewasa,” ucapnya.
Untuk itu kaum wanita diharapkan bisa menggunakan pusung tagel sendiri di rumah. Dengan demikian tidak perlu ke salon tiap akan menggunakan pusung tagel. Apalagi saat hari Kartini, wanita akan terlihat aneh bila tidak berkebaya dan tidak menggunakan pusung (sanggul) menghadiri perayaan Kartini. *pur/editor rahadi