Denpasar (Bisnis Bali) – Bank perkreditan rakyat (BPR) menghadapi persaingan yang menghadapi persaingan yang begitu ketat. Ketua DPK Perbarindo Bali Utara, Putu Sadiarta, Rabu (27/3) mengatakan, BPR harus menggeliatkan kredit perdesaan.
Ia mengungkapkan, kredit perdesaan ini memiliki besaran kisaran Rp10 juta. Kredit perdesaan ini menyasar masyarakat perdesaan. Masyarakat perdesaan selama ini banyak meminjam modal di rentenir. Masyarakat perdesaan sangat tepat menjadi sasaran BPR.
Dipaparkannya, BPR bisa memberikan bantuan modal untuk masyarakat pedesaan. Kredit modal kerja yang disalurkan BPR bisa menjadi pendorong tumbuhnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Lebih lanjut Direktur Utama BPR Nur Ababi ini mengatakan, masuk ke kawasan perdesaan, BPR tentu bisa lebih mudah melakukan ekspansi kredit. “Walaupun nilai kredit kecil tetapi peminjam banyak maka BPR lebih berperan mengembangkan usaha pedesaan,” tegasnya.
Sadiarta melihat BPR tidak hanya menyalurkan kredit untuk wisatawan perdesaan. BPR juga bisa menggarap dana pihak ketiga (DPK) dari masyarakat perdesaan. Ia menegaskan, dana yang disimpan masyarakat perdesaan di BPR tentu bunganya lebih murah. BPR tentumya lebih mudah menekan biaya cost of fund.
Sadiartha menambahkan, BPR di antaranya juga bisa ikut menyalurkan dana LPDB Kementerian koperasi dan UKM. BPR juga menyalurkan dana linkage bank umum dengan bunga 9 persen selanjutnya disalurkan dengan bunga 16-18 persen. *kup/editor rahadi