Amlapura (Bisnis Bali) – Potensi kunjungan pariwisata guna melihat pesona Bukit Lempuyang, di Karangasem, sangat menjanjikan. Namun, warga mesti mampu menjaga keindahan alam itu dan menghindarkan lingkungan pendakian ke Bukit Lempuyang dari sampah plastik. Wisatawan mancanegara (wisman) sangat marah kalau melihat sampah plastik berserakan di jalur pendakian.
Hal itu disampaikan salah seorang pemandu pariwisata lokal dari Banjar Gamongan, seputaran Bukit Lempuyang, Ni Komang Sudiani, Sabtu (12/1) lalu di jaba Pura Lempuyang Madya, Karangasem. Sudiani mengatakan, wisman sangat jijik kalau melihat sampah plastik berserakan, apalagi sampah plastik itu di jalur pendakian ke Bukit Lempuyang. ‘’Pernah saya lupa dan membuang botol plastik bekas minuman air mineral. Wisman asal Perancis itu, langsung memarahi saya, padahal saya membuangnya di semak.
Sejak saat itu saya mengerti, di mana pun ada sampah plastik, Wisman tak suka. Mereka sangat peduli kepada keindahan dan kelestarian alam, dan seharusnya kita selaku pemilik dan sangat berkepentingan dengan pariwisata mesti menyadari itu dan mau peduli dengan tak membiarkan sampah plastik meluber,’’ ujar Sudiani yang juga pedagang yang membuka warung di parkir Pura Lempuyang Madya itu.
Dia mengatakan, wisman yang datang dan berwisata melihat pesona Bukit Lempuyang itu paling ramai pada Juni sampai September. Di luar musim itu, meski tak banyak, tetapi ada saja yang datang. Paling banyak dari Eropa, Rusia ada juga India.
Sudiani mengatakan, melihat kebutuhan lingkungan yang bebas dari sampah plastik, dirinya pun mulai peduli. Pihaknya bersama warga dan keluarga, kerap mengumpulkan sampah plastik itu. Terlebih, seringkali ada relawan atau pun dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli lingkungan yang memberi penerangan atau mengajari, bagaimana memperlakukan sampah plastik.
Sampah plastik itu, begitu sosialisasi yang disampaikan dari seorang pegiat LSM, tidak boleh dibakar. Sebab, akan menyebabkan polusi udara dan dalam jangka panjang membahayakan kesehatan manusia.
Sayangnya, lanjut Sudiani, begitu warga berupaya menjaga lingkungan dari luberan sampah plastik, yang paling menjadi kendala sejak lama yakni tak adanya mobil yang mengakut sampah plastik itu. Saat sampah plastik berkarung-karung betumpuk di pojok areal parkir Pura Lempuyang Madya, tak ada yang mengangkut. Harapannya dari kalangan Pemkab Karangasem, misalnya dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang terkait, secara rutin mau menjemput sampah itu untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Warga peduli lingkungan lainnya, Komang Yasa mengatakan, pihaknya pernah dengan uang sendiri menyewa mobil pick up untuk mengangkut sampah itu dari tumpukan di areal parkir Pura Lempuyang Madya ke lokasi bak sampah di bawah. ‘’Kalau ada yang mau rutin mengangkut sampah plastik yang sudah kami kumpulkan dalam kantong, warga pasti mau memunguti sampah plastik itu. Kami sudah menyadari lingkungan bersih dari sampah plastik itu penting, bagi kesehatan dan menjaga daya tarik wisata,’’ ujar Yasa.
Di lain pihak, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa mengakui, kalau wisman masih sangat banyak yang datang melihat pesona Bukit Lempuyang. Dari bukit itu, dari bagian mana saja, bisa melihat keindahan alam Karangasem. Namun, semua pihak mesti mau menjaga keindahan alam itu.
Artha Dipa yang juga Ketua Panitia Karya Panca Bali Krama Pura Sad Kahyangan Lempuyang itu mengatakan, karena bukit itu diyakini suci dengan banyaknya pura dari kaki sampai ke puncak atau Luhur Lempuyang, semua pihak termasuk wisatawan juga hendaknya mematuhi ketentuan yang ada. (bud)