Singaraja (Bisnis Bali) – Lembaga keuangan milik Desa seperti LPD, kredit atau transaksi simpan pinjam menjadi urat nadi suatu lembaga keuangan. Karena jika terjadi permasalahan di dalam nasabah selaku peminjam tentu erat kaitannya dengan kepengurusan dan kinerja pada lembaga tersebut.
Karena itu bagaimana di dalam lembaga keuangan seperti LPD seminimal mungkin dapat mencegah terjadinya permasalahan kredit macet dengan analisa kredit dan memahami siklus kredit yang sangat penting untuk mencegah resiko lainnya karena kredit. Apalagi jangkauan LPD adalah masyarakat yang notabene memiliki kemamphan ekonomi menengah ke bawah serta UMKM.
Dalam kegiatan gathering yang dilaksanakan Bank BPD Bali Cabang Singaraja Rabu (3/10), BKS LPD Kabupaten Buleleng menyampaikan aspirasi dari pengelola – pengelola LPD agar dapat menjembatani kegiatan pelatihan analis kredit dan pelatihan praktis mengkomunikasikan, berkoordinasi dan berdiskusi tentang masalah kredit macet kepada pengurus LPD khususnya SDM yang menangani bagian perkreditan.
“Penting untuk lebih meningkatkan kualitas SDM bagaimana strategi sesuai dengan teori dan yang sesuai dengan praktisi-praktisi di lapangan,”jelas Ketua BKS LPD Kabupaten Buleleng, Made Nyiri Yasa, S.Sos. M.MA.
Hal senada juga diungkapkan Koordinator LP-LPD Kabupaten Buleleng Drs. Nyoman Indrayasa, di lembaga keuangan yang menjadi hal paling krusial adalah di bagian kredit. Jika masih banyak ditemukan permasalah kredit macet hal itu disebabkan oleh kurangnya analisa dan perjanjian kredit.
Karena itu saat ini LPD-LPD Kabupaten Buleleng mengambil kesimpulan untuk melakukan pelatihan analis kredit yang bersinergi dengan Bank BPD Bali Cabang Singaraja ataupun Bank BPD Bali Cabang Seririt.
Di mana pelatihan ini nantinya akan dilaksanakan di masing – masing LPD dan yang diberikan pelatihan adalah LPD yang NPL-nya diatas 5 persen. (ira)