Tabanan (Bisnis Bali) – Dampak musim kemarau membuat PDAM Tabanan mulai memberlakukan layanan bergilir. Khususnya di kawasan Desa Belimbing yang merupakan daerah terparah terkena dampak akibat menurunnya debit air Mekori yang menjadi sumber distribusi layanan air bersih selama ini.
“Setiap musim kemarau, daerah Belimbing ini memang menjadi desa paling parah terkena dampak. Dan tahun ini hal sama juga terjadi, dampak dari turunnya debit air dari mata air Mekori hingga 60 persen,” tutur Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan, IB., Marjaya Wirata, Jumat (28/9).
Secara umum rata-rata produksi air di sejumlah titik mengalami penurunan dari rata-rata distribusi 5 liter per detik saat kondisi normal. Penurunan tersebut berkisar 10-15 persen, namun yang terparah adalah daerah Tabanan bagian barat, khususnya yang mengandalkan mata air dari air Mekori yang turun hingga 60 persen.
Dari awal minggu hingga saat ini sudah diberlakukan layanan distribusi bergilir pada sejumlah pelanggan PDAM di daerah Belimbing. Sambungan layanan air bersih yang dilayani PDAM Tabanan untuk daerah Belimbing ini mencapai 480 lebih sambungan.
“Layanan bergilir ini kami sudah atur agar semua sambungan terlayani pada jam-jam tertentu, sehingga mereka (konsumen) masih memiliki kesempatan untuk menampung persedian air bersih untuk digunakan ketika mengalami jadwal pemberhentian sementara layanan,” ujarnya.
Menyikapi penurunan debit air pada musim tertentu ini, pihaknya telah berupaya terus melakukan penambahan produksi. Contohnya, sudah dilakukan di Bajra dengan melakukan normalisasi, sehingga distrubusi air bersih yang sebelumnya sempat bermasalah sudah tidak mengalami kendala lagi sekarang ini. (man)