Oleh Dr.Anak Agung Dwi Widyani,SE., MM
BALI sebagai daerah pariwisata memiliki sentra-sentra kerajinan yang tersebar di berbagai kabupaten. Salah satu kerajinan yang menjadi produk unggulan di Bali adalah kerajinan aluminium yang berpusat di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Mayoritas penduduk Desa Menyali merupakan perajin aluminium yang masih bersifat tradisional yaitu membuat dengan tangan sendiri (hand made).
Kelompok masyarakat pengrajin tergabung dalam satu kelompok yaitu Sumber Urip yang beranggotakan sekitar 45 orang. Meskipun demikian, masing-masing keluarga tetap membuat kerajinan sendiri-sendiri sehingga mampu menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di desa tersebut. Hasil kerajinan dipasarkan tak hanya untuk kebutuhan pasar domestik seperti sarana upacara atau perkakas rumah tangga, namun telah merambah pasar mancanegara melalui produk souvenir (oleh-oleh) maupun pelengkap desain interior hotel.
Pak Gex Aluminium dan Bali Carve merupakan dua kelompok pengrajin yang memproduksi aluminium secara home industry. Eksistensi usaha ini harus mendapat perhatian dan dukungan untuk mensukseskan program ekonomi kerakyatan dalam rangka meningkatkan perekonomian, jiwa entrepreneur para pemuda serta untuk mengurangi tingkat urbanisasi.
Tenaga kerja yang digunakan kelompok ini sebagian besar pelajar untuk mengisi waktu luang (part time) dan liburan. Meskipun memiliki jumlah permintaan cukup tinggi, namun kedua kelompok usaha ini belum bisa berproduksi secara maksimal karena peralatan yang digunakan masih terbatas dan proses pengerjaan produk masih secara manual.
Selain itu, tata letak (lay out) proses produksi belum tertata, sistem pembukuan akuntansi belum dilakukan secara rutin dan teratur, pemilik belum melakukan pembayaran dan pelaporan pajak, pemasaran produk masih terbatas, produk belum memiliki nama atau logo. Dampak utama dari semua permasalahan ini adalah proses produksi tidak dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, karena produk yang sesuai standar tidak dapat dihasilkan secara maksimal.
Mengingat pembuatan kerajinan ini berbasis home industry, eksistensi usaha harus mendapat perhatian dan dukungan. Dilatarbelakangi hal tersebut, Universitas Mahasarawati Denpasar (Unmas Denpasar) dengan tim pelaksana terdiri dari Dr. Anak Agung Dwi Widyani, SE.,MM., I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra,SE.,MM. Ir, Ni Ketut Sri Astati Sukawati., MT, turut serta mendukung program pengembangan ekonomi kerakyatan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Selain itu kegiatan yang dilaksanakan juga untuk mendukung salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Dharma Pengabdian.
Berdasarkan prioritas permasalahan yang ada, maka solusi yang dapat ditawarkan melalui program ini adalah dengan melakukan pengaplikasian teknologi berupa mesin blendes dan palu baja, menata ulang ruang produksi dan peralatan, merancang Standar Operasional Prosedur (SOP), pelatihan penyusunan laporan keuangan, pendampingan pelaporan pajak, perancangan desain brosur, katalog, website serta perancangan logo produk yang dihasilkan. Dengan terlaksananya program pengabdian ini target luaran yang diharapkan adalah peningkatan produksi sesuai standar sebesar 100%, lay out sesuai proses produksi, memiliki dua jenis SOP, mampu menyusun laporan keuangan. memiliki brosur, katalog produk, dan website serta produk yang dihasilkan berisi logo usaha. Pada intinya pengabdian ini diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendukung upaya pemerintah untuk menyukseskan program ekonomi kerakyatan. Program pengembangan dan pendampingan dilakukan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Pendanaan kegiatan program pengabdian ini dilakukan dengan mengajukan proposal ke Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM). Salah satu DRPM, adalah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang pelaksanaannya adalah selama 1 tahun.
Adapun tujuan kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu membantu memotivasi dan meningkatkan kegairahan UMKM untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Hal tersebut juga akan memberikan nilai tambah (value added) bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya, sehingga tidak hanya mampu bersaing di pasaran global akan tetapi dapat merambah hingga pasar internasional. Secara universal kegiatan pengabdian dapat membentuk atau mengembangkan sekelompok masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan sosial, membantu menciptakan ketentraman, dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat. (adv)