Tabanan (Bisnis Bali) – Menopang angka kunjungan wisatawan untuk datang ke daya tarik wisata (DTW) Jatiluwih, manajemen DTW Jatiuwih membuat terobosan baru dengan menyediakan fasilitas helipad. Fasilitas yang dibangun di tengah sawah dengan luas 1 are tersebut merupakan hasil kerjasama manajemen Jatiluwih dengan Air Bali.
“Topang fasilitas pendukung obyek, kami telah membangun helipad tepatnya di Subak Jatiluwih, tempek Besi Kalung, Kecamatan Penebel, Tabanan,” tutur Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, di Tabanan belum lama ini.
Tujuan pembuatan landasan tersebut untuk menata dan memberikan fasilitas terhadap wisatawan khusus atau tamu VVIP yang berkunjung ke Jatiluwih. Selain itu, fasilitas tersebut seiring kondisi transportasi darat di Bali yang cukup macet. Di sisi lain, lahan yang digunakan tak banyak, dan merupakan lahan tak produktif.
Saat ini pengoperasian heliped tersebut baru sebatas uji coba. Seandainya nanti selama uji coba ini ditemukan dampak negatif. Semisal, bisa merusak tanaman hingga, gagal panen, maka bisa saja pengoprasian haliped tersebut dihentikan.
“Pemberhentian oprasional tersebut, bahkan kami sudah antisipasi di dalam perjanjian tersebut dengan mencantumkannya. Intinya, dibuatnya landasan tidak memaksa. Kalau tidak cocok ya bisa di stop,” ujarnya.
Sementara itu, sebelum helipad tersebut dibuat, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan subak, serta warga Jatiluwih. Termasuk sudah ada rancangan MoU dengan subak, pemilik lahan dan penyanding yang terkena dampak, bahkan mereka sudah sepakati rancangan MOU itu.
Kendatipun demikian, keberadaan helipad tersebut masih dalam tahap uji coba untuk mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan terhadap tanaman padi para petani disekitarnya. Pihaknya, akan lakukan uji coba berkali-kali, agar kedepannya bisa dipastikan dimusim apa helikopter boleh turun, apakah musim tandur, musim hijau atau musim setelah panen. (man)