BISNISĀ kuliner di Bali khususnya di kota – kota besar makin prospektif. Itu terjadii bukan saja sebagai dampak heterogennya penduduk di Bali, juga karena berkembangnya pola hidup praktis masyarakat. Salah satu kuliner yang sangat lazim dan biasa disantap oleh hampir setiap anggota keluarga yakni, nasi campur.
Nasi Campur adalah salah satu makanan khas Bali yang paling populer. Bagi penduduk asli Bali, ini adalah menu makanan mereka sehari-hari. Dalam nasi campur jenis lauk – pauk bisa sangat beragam. Itu tergantung selera konsumen. Nasi campur khas Bali tentu berbeda dengan menu serupa dari luar seperti nasi padang, atau lainnya. Nasi campur khas Bali umumnya memanfaatkan lauk – paukĀ khas pula seperti, sate lilit, suwiran ayam sisit bumbu basa genep Bali, sayur urap, dan lawar daging ayam, maupun lainnya memang sedap untuk disantap bersama nasi hangat danĀ sambal matah atau sambal embe khas Bali.
Menariknya, menu nasi campur ini selalu tampil dengan lauk yang bervariasi di setiap rumah makan di Bali, misalnya ada yang menghidangkannya dengan ayam betutu, telur sambal tomat, kulit ayam goreng, daun umbi pedas, ikan pindang, maupun taburan kacang tanah goreng.
“Menu nasi campur terbilang banyak peminatnya karena memang komplit dan mengenyangkan,” kata Ketut Wartini, pebisnis nasi campur di kawasan Kediri.
Satu porsi sangat terjangkau. Pasarannya mulai Rp10.000 – Rp15.000. Menurutnya, nasi campur favorit bagi konsumen. Selain menunya komplit juga lebih mudah dicari. Menyikapi persaingan baginya kekhasan nasi campur Bali harus dijaga. Itu karena sangat banyak jenis nasi campur luar Bali yang juga berharap dari pasar lokal.
Sebelumnya, penjual menu nasi campur, Putu Ari menyampaikan bisnis kaliber ini cukup prospektif karena memang sangat terjangkau. Ini peluang menjanjikan bagi masyarakat Bali sehingga mampu mengangkat perekonomian. Terutama dengan menjual nasi campur di pasar – pasar tradisional maupun di pinggir jalan. Dia optimis ini mampu mengangkat pendapatan keluarga. (gun)