Denpasar (Bisnis Bali) – Nilai rupiah melemah sampai menyentuh level Rp15.000 per dolar AS belum signifikan mempengaruhi operasional industri bank perkreditan rakyat (BPR). Ketua DPK Perbarindo Kota Denpasar, Made Sumardhana Kamis (13/9) menilai, walaupun terjadi pelemahan rupiah, BPR di Denpasar masih menjalankan fungsi intermediasi baik menggaet dana pihak ketiga (DPK) dan pelemparan kredit secara normal.
Industri BPR selama ini fokus menggarap sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sektor usaha ini telah terbukti eksis menghadapi krisis ekonomi termasuk kemungkinan imbas pelemahan rupiah.
Bagi sektor usaha yang bergerak pada komoditi ekspor kemungkinan besar merasakan keuntungan dengan penguatan nilai dolar AS terhadap rupiah. Sebaliknya, sektor usaha yang menggunakan bahan baku atau komponen impor tentu akan merasakan kerugian dari pelemahan nilai  rupiah tersebut.
Komisaris BPR Pasar Umum ini memaparkan, industri BPR dikenal sangat dekat dengan nasabah terutama yang bergerak di sektor UMKM. Bagi sektor UMKM yang komoditinya bergerak pada pasar pasar ekspor berpotensi meraih keuntungan lebih karena penguatan nilai dollar AS terhadap nilai rupiah.
Menurutnya, bagi sektor UMKM yang memiliki pendapatan lebih bisa menempatkan penghasilan lebih di BPR. Industri BPR masih wajar merespon kenaikan dollar. ” Ini sepanjang pelaku UMKM nyaman maka pelayanan di BPR akan tetap solid,” ucapnya.
Sementara kondisi berbeda akan dirasakan sektor usaha yang menggunakan komponen bahan impor karena akan merasakan kerugian akibat pelemahan nilai rupiah terhadap dollar AS. Bagi debitur BPR terkena imbas pelemahan rupiah tentu akan dilakukan langkah pembinaan. Ini termasuk melaksanaan langkah restrukturisasi kredit bagi debitur yang mengalami penurunan kemampuan membayar angsuran kredit.
Made Sumardhana meyakinkan pelemahan nilai rupiah tetap berimbas pada perekonomian Bali. Untuk itu BPR tetap mengantisipasi secara jeli terutama dalam ekspansi sehingga kredit yang disalurkan tepat sasaran dan lancar. Pelayanan nasabah akan tetap ditingkatkan sehingga masyarakat dan sektor UMKM merasa nyaman mengelola keuangannya bersama industri BPR. (kup)