Singaraja (Bisnis Bali) – Pepatah mengatakan, pelanggan adalah jalur kehidupan bisnis memang benar. Mereka mendefinisikan bisnis dan perusahaan sangat tergantung pada kebutuhan untuk sebagian besar penjualan dan kegiatan pemasaran.
Karena itu sebagai pebisnis dituntut cermat membaca peluang pasar, salah satunya memantau dan mengetahui apa yang pelanggan inginkan dan butuhkan. Seperti Nyoman Surianta, ST, memilih meneruskan usaha kue pia ayahnya Wayan Sadia. Kini ia melangkah maju dengan menyasar pasar lebih luas termasuk pasar olehāoleh lewat brand Pia Cinta yang terkenal akan varian isi yang beragam.
Ide pembuatan pia aneka varian ini pertama kali digagas kakaknya Kadek Suryanti, hingga akhirnya pada 2015, Surianta bersama istrinya Sri Purwaningsih mengawali bisnis Pia Cinta dengan memasarkannya melalui media online.
Dengan memadukan resep pia dari ayah dan gagasan inovatif dari sang kakak akhirnya terciptalah pia dengan taste yang berciri khas serta teknik pengolahan yang berbeda.
āKebetulan kakak saya menikah dengan orang Yogyakarta dan ia terinspirasi dengan pia pathok yang sudah terkenal itu akhirnya kita sepakat untuk berinovasi yang memiliki khas Bali,ā tuturnya.
Pria asli Jalan Wibisana Banjar Bali Buleleng ini menuturkan, sebelum berdirinya dua toko baik di Denpasar yang dikelola kakaknya dan di Singaraja, bertahunātahun dirinya fokus dalam pemasaran atau branding produk pia yang mengusung konsep makanan sehat tanpa bahan pengawet melalui media social.
Hingga akhirnya mendapat respon baik dari pengguna medsos dan masyarakat hingga menuai pesanan pia cukup tinggi setiap harinya.
Untuk makin meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing di pasar luas, dirinya mendesain kemasan yang lebih menonjolkan kekhasan produk asli Bali, serta bersertifikat Halal. Pria kelahiran Singaraja 25 Januari 1980 ini menambahkan, terdapat cerita lucu di balik populernya pia cinta.
āKarena kami memasarkannya juga untuk oleh ā oleh akhirnya kita branding lagi dengan desain baru,ā imbuhnya. (ira)