Denpasar (Bisnis Bali) – Ketergantungan sejumlah pengusaha terhadap pasar ekspor untuk mendapat margin lebih, harus dikurangi. Menurut pengamat ekonomi IB., Kade Perdana, daya beli buyer di pasar ekspor tak selamanya dalam posisi kuat. Selain itu juga riskan terjadi over produksi dampak bangkitnya negara industri baru.
“Pengalaman menunjukkan krisis ekonomi global pada 2008, di mana negara-negara maju sebagai negara produsen dan sangat ketergantungan pada pasar ekspor berupaya meraih devisa sebanyak-banyaknya, namun tidak terduga terjadi over produksi. Dampak dari persaingan global yang makin tajam dengan bangkitnya negara industri baru kala itu,” tutur IB., Kade Perdana, di Denpasar, Rabu (11/7).
Saat itu negara industri baru seperti Korea Selatan, Tiongkok, India dan lainnya yang ikut terlibat di dalam kancah pasar global. Kondisi itu, diperparah lagi dengan melemahnya daya beli masyarakat yang terjadi di negara tujuan ekspor. Bercermin dari itu, tidak terlalu perlu sepenuhnya ketergantungan dengan pasar ekspor. Akan lebih bijak bila ada kelebihan produksi dalam negeri baru kemudian diekspor ke negara mitra dagang atau negara lainnya yang membutuhkannya.
Dengan berhasil memaksimalkan pasar dalam negeri yang dipenuhi dengan hasil produksi sendiri, maka akan berimbas menambah kesempatan kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terpenting akan membuat ketahanan, stabilitas ekonomi semakin menguat stabil.
Langkah tersebut juga untuk menyikapi ancaman dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Prediksinya, perang dagang tersebut berpotensi berimbas kepada mitra dagangnya termasuk juga Indonesia. Apalagi ASÂ sudah mulai mengalihkan sasaran ancaman perang dagang kepada Indonesia dengan mereview sekitar 124 produk yang masuk ke AS.
Terhadap sikap AS itu menurutnya, Indonesia mulai memanfaatkan dan memberdayakan potensi sumber daya dan pasar dalam negeri yang berlimpah. Dibarengi dengan memberikan stimulus dalam memperkuat industri di dalam negeri di segala bidang dengan meminimalisir kandungan impornya, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. (man)