Denpasar (Bisnis Bali) – Meski persyaratan KUR yang disiapkan untuk permodalan bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) cukup mudah, tak sedikit calon debitur yang mengeluh. Yang dikeluhkan terkait lamanya menunggu survei pihak bank penyalur.
I Wayan Boding salah seorang calon debitur KUR mikro menjelaskan, sudah dua bulan mengajukan permohonan ke bank penyalur namum hingga kini belum didatangi pihak bank penyalur untuk survey.
”Kami datangi salah satu bank penyalur untuk memohon dana KUR dengan bunga murah. Namun kami hanya disuruh menunggu, dan sudah dua bulan menunggu juga belum ada yang survei. Kami ini rakyat kecil yang tidak mengerti benar dengan pelaksanaan program KUR. Padahal kami juga sangat membutuhkan dana untuk modal usaha,” ujar Boding.
Calon debitur lainnya, Ibu Made juga mengakui hal sama. Pihaknya sudah cukup lama menunggu realisasi KUR, namun sampai saat ini juga belum dilakukan survey lapangan. Dana KUR yang bunganya 7 persen pertahun sangat membantu pelaku usaha mikro untuk berkembang.
”Kami punya usaha dagang (usaha kantin) dan usaha dagang pakaian (fashion). Selama ini kami memang masih kekurangan modal usaha, untuk itu kami ingin menambah modal sehingga usaha kami lebih besar lagi. Kami sudah mohon ke bank penyalur, namun sudah dua bulan belum dikunjungi untuk survei. Kami rakyat kecil hanya bisa berharap agar cepat dapat pendampingan modal,” harapnya.
Pemerhati UMKM, Drs. I Dewa Ngurah Dharendra, M.Si., dikonfirmasi terkait lambatnya penanganan KUR dari bank penyalur menyampaikan penyesalannya. Bank menyalurkan dananya dengan platfon yang sudah ditentukan. Bahkan jika platfon tak terealisasi, bank penyalur akan mendapatkan sanksi. Karena itu, semestinya bank penyalur memberikan pelatanan cepat dan tepat.
”Seharusnya bank penyalur mempunyai tim khusus untuk mencari calon debitur. Karena mereka memiliki target penyaluran KUR. Kami hanya bisa menyarankan kepada pelaku usaha mikro untuk akses KUR di beberapa bank penyalur. Misalkan, jika sulit dilayani di bank BRI, maka bisa akses di BPD Bali atau di BNI atau Bank Mandiri dan lainnya. Juga sama, jika pelaku usaha mikro sulit aksaes di bank Mandiri maka akses ke bank lainnya,” sarannya sambil menyebutkan memang benar masih banyak pelaku usaha mikro yang belum berani atau belum tahu cara mengaju permohonan KUR. (sta)