Mangupura (Bisnis Bali) – Saat ini Gunung Agung masih berstatus level III (siaga). Kondisi erupsinya Gunung Agung pada Selasa malam membuat masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan diminta tak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta mewaspadai potensi ancaman aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.
Berdasarkan data dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG, Pos Pengamatan Gunung Api Agung, telah terjadi erupsi Gunung Agung pada Senin (2/7) pukul 21.04 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km.
Otoritas Bandara Ngurah Rai menilai, kondisi Gunung Agung yang kembali mengalami erupsi pada Senin (2/7) malam, belum berdampak terhadap operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai seperti kejadian sebelumnya. Hingga Selasa (3/7) pagi, operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai masih dinilai aman dan berjalan normal.
Communication and Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim menegaskan, sejak terjadi erupsi pada Senin malam hingga Selasa pagi, operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai masih aman dan berjalan normal. Tak ada keputusan penutupan operasional bandara seperti terjadi pada Jumat (29/6) lalu.
Hal ini mengacu pada data dari BMKG yang dikeluarkan pada Selasa (3/7) pagi bahwa berdasarkan SIGMET dan VAAC ketinggian erupsi mencapai 12.000 bergerak ke arah barat dengan kecepatan 10 knot, 17.000 bergerak ke arah barat dengan kecepatan 30 knot dan 24.000 ft bergerak ke arah barat dengan kecepatan 25 knot. Arah angin lap 10.000 ft dari timur-tenggara dengan kecepatan 15-20 knots. Arah angin lap 18.00 ft dari timur dengan kecepatan 30-40 Knots, dan arah angin lap 24.000 ft dari timur laut – timur dengan kecepatan 15-25 knots. Selain itu hasil pantauan RGB citra satelit cuaca Himawari memperlihatkan pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat – barat daya. Berdasarkan data observasi Stasiun Meteorologi Kelas 1 Ngurah Rai Denpasar tidak teramati adanya abu vulkanik.
“Saat ini masih status VONA ORANGE, namun karena ruang udara Bandara Ngurah Rai masih clean maka tidak ada keputusan penutupan operasional bandara seperti sebelumnya. Semua masih aman dan normal. Namun kami terus melakukan pemantauan”, tegasnya. (dar)