Mangupura (Bisnis Bali) – Bank Indonesia (BI) menyadari Bali sangat kaya akan potensi budayanya, namun para pelaku UMKM di daerah masih menghadapi kendala dalam menghadapi pasar global. Mengatasi permasalahan inilah, Kantor Perwakilan BI Bali mengupayakan para pelaku UMKM di sentra tenun dan perhiasan khas Bali bisa tembus pasar nasional dan internasional.
“BI mempertemukan para pelaku UMKM tenun dengan para desainer yang memiliki jaringan dan pengalaman untuk bekerja sama menghasilkan kreasi bernilai tambah tinggi. Harapannya pelaku UMKM bisa naik kelas baik dalam skala nasional maupun internasional,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana di sela-sela acara Bali Fashion Trend (BFT) 2019, Legian, Jumat (11/5).
Pak Cik biasa disapa mengatakan, kerajinan tenun yang tersebar di seluruh Bali memiliki kekhasan masing-masing, di antaranya ada endek, songket hingga kain rangrang. Namun dalam menghadapi persaingan pasar, pelaku UMKM masih menghadapi permasalahan dari sisi bahan baku yang sebagian masih impor untuk benang, kemonotonan desain termasuk masalah produksi.
Karena itu, ia menilai jika hanya terpaku pada corak yang biasa-biasa tentu akan terbatas sehingga dengan menggandeng desainer yang selama ini sudah bergerak di bidang fashion mempunyai channel baik nasional atau bahkan internasional tentu akan membuka peluang yang lebih besar.
”Di tangan desainer harapannya kain tenun khas Bali yang selama ini untuk kegiatan biasa-biasa nantinya bisa menjadi sesuatu yang beda dan bernilai ekonomis tinggi,” katanya. (dik)