Tabanan (Bisnis Bali) – Upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan terus dilakukan Pemkab Tabanan dalam upaya mendorong desa untuk berkembang, mandiri, dan mampu mensejahterakan masyarakat. Salah satunya dengan digulirkan program desa wisata. Program inipun sudah dijalankan di beberapa desa di Kabupaten Tabanan. Dengan desa wisata, nantinya desa-desa yang ada di Tabanan berkembang, mandiri, dan mampu mensejahterakan masyarakat.
Hal itu terungkap dalam Diskusi Buku Investasi Hati Goes to Campus di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA-UB) Malang, Senin (30/4). Di acara tersebut, Bupati Eka mempromosikan keberadaan desa-desa wisata yang ada di Tabanan, serta upaya-upaya pemerintahannya dalam memberdayakan seluruh desa, salah satunya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Permodalan di BUMDes itu, disubsidi Rp 200 juta per BUMDes dari APBD. Tapi pemda itu memiliki saham 49 persen. Misalkan BUMDes itu punya untung Rp 1 miliar, pemda punya hak Rp 490 juta per satu BUMDes, tapi uang ini dikembalikan lagi ke BKK desa tersebut. Jadi mereka kompetisi. Kalau mau dapat BKK besar, membanguan desa, mari majukan BUMDes. Itu konsepnya,” ungkap Bupati Eka.
Menurutnya, keberadaan desa wisata merupakan salah satu bentuk program investasi hati, di mana investasi hati adalah sebuah konsep pelayanan kepada masyarakat dengan ketulusan melalui kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat. (man)