Denpasar (Bisnis Bali) – Pramuwisata menjadi ujung tombak pariwisata Bali. Dalam mencetak pramuwisata baru, pemerintah dan stakeholder pariwisata harus mengutamakan masyarakat lokal.
Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Wilayah Bali, Putu Anom, Selasa (17/4) mengatakan, pemandu wisata sebagai duta terdepan dalam menjelaskan potensi pariwisata kepada wisatawan. Jadi harus orang-orang yang benar-benar profesional baik penguasaan bahasa asing, kode etik pariwisata, pengetahuan dan pemahanan yang baik tentang potensi wisata.
Ia menjelaskan, potensi wisata ini meliputi potensi alam, kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah tujuan wisata agar pemandu wisata mampu memberikan informasi yang benar kepada wisatawan. Informasi potensi wisata yang harus mampu dipahami dan diinformasikan dengan benar yang terkait dengan daya tarik wisata.
Dipaparkannya, ini meliputi something to see (sesuatu yang menarik yang bisa dilihat wisatawan), something to do (sesuatu aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan), something to buy (sesuai yang berpotensi yang akan dibeli wisatawan), something to learn (sesuatu yang ingin dipahami wisatawan) yang menyangkut makna filosofi yag terkandung pada aktivitas wisata tersebut terutama aktivitas budaya masyarakat lokal khususnya di Bali.
Lebih lanjut dikatakannya, ikon pariwisata budaya bersumber dari nilai-nilai luhur agama Hindu, maka wajiblah seorang pemandu wisata memahami makna filosofi aktivitas ritual umat Hindu Bali, serta kearifan lokal baik local genius maupun local wisdom masyarakat Bali yang berbasis Hindu. (kup)