Denpasar (Bisnis Bali) – Bank perkreditan rakyat (BPR) di Bali fokus menggarap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan demikian, BPR tidak merasakan imbas penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).
Direktur Utama BPR Pusaka, I Made Budha, Minggu (1/4) mengatakan, dengan mengoptimalkan penggarapan UMKM, BPR tidak merasakan dampak penyaluran KUR. BPR banyak menggarap UMKM yang banyak beroperasi di pasar tradisional dan pasar umum. Tidak sedikit pedagang pasar yang memiliki kendala modal diarahkan untuk menabung.
Dipaparkannya, dengan pembinaan dari BPR, UMKM awalnya menjadi nasabah penabung. Selanjutnya, mereka menjadi nasabah kredit. “Dengan pembinaan UMKM bersambung dari penabung menjadi debitur yang loyal dari BPR,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, ketika para debitur ini akan loyal kepada BPR mereka tidak akan beralih ke bank lain. Walaupun ada KUR bank umum, nasabah kredit BPR tidak take over ke KUR.
Menurut Budha, dengan kedekatan emosional nasabah penabung juga menjadi nasabah kredit BPR. Kedekatan ini membuat debitur BPR tetap loyal.
Diakuinya, bunga kredit BPR lebih besar dari bunga KUR. Bunga kredit BPR di kisaran 18-21 persen. Bunga KUR sudah turun dari 9 persen menjadi 7 persen. (kup)