Mangupura (Bisnis Bali) – Bank Indonesia (BI) optimis ekonomi Bali pada 2018-2019 masih mampu tumbuh positif dengan potensi yang dimilikinya, namun tantangan yang menghambat pertumbuhan ekonomi juga perlu dicari solusi agar bisa mencapai target yang diharapkan.
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Causa Iman Karana di Nusa Dua mengatakan, tantangan pertumbuhan perekonomian Bali masih dibayangi empat faktor seperti sektor pariwisata, pertanian, ekspor dan keterbatasan fiskal.
“Pariwisata kendati selama ini menyumbang pendapatan bagi Pulau Dewata, namun terdapat pula tantangan yang harus dicarikan solusinya agar bisa optimal berkembang,” katanya.
Menurutnya, tantangan ekonomi Bali di sektor pariwisata yaitu belum adanya konsep secara holistik dan terintegrasi dalam pengembangan pariwisata Bali atau strategi pengembangan pariwisata pelaku usaha dan pemerintah masih belum sepenuhnya bersinergi.
“Pengembangan wisata di Bali masih terkonsentasi di Bali Selatan, hal tersebut menimbulkan masalah kemacetan dan sampah serta keterbatasan carrying capacity hotel,” ujarnya.
Satu sisi, lebih dari 95 persen kedatangan wisatawan ke Bali melalui jalur udara. Oleh karenanya, Cik biasa ia disapa memberikan solusi untuk menghadapi tantangan di sektor pariwisata tersebut yaitu adanya sinergi dengan destinasi wisata selain Bali atau Bali and Beyond. Selanjutnya adanya peningkatan akses berkunjung ke Bali dengan pembangunan bandara Bali Utara dan optimalisasi Benoa Tourism Port. Tak kalah penting tentu peningkatan konektivitas antardestinasi wisata, apakah bisa jalan tol atau kereta api.
“Termasuk peningkatan transaksi online booking karena potensi ekonomi konvensional akan tersaingi oleh transaksi online,” katanya. (dik)