Amlapura (Bisnis Bali) – Kreativitas warga di Karangasem kian meluas. Selain membuat tempat swafoto (selfie) serta menjamurnya tempat wisata seperti rumah pohon, pengembangan desa wisata juga sedang menjadi tren di Karangasem. Dari puluhan desa wisata, beberapa warga dari Desa Sibetan, Karangasem juga tengah merancang desa wisata melalui Bali Sibetan Volunteer Learning Center (BSVLC).
Menurut penggagasnya asal desa setempat, Ida Bagus Putu Adnyani dan Ida Ayu Adnyani Suyasa, saat ditemui di BSVLC, Senin (15/1) kemarin, desa wisata yang digagasnya baru rintisan. Meski begitu, sudah disiapkan kantor, dan sebuah rumah kaca untuk pengembangan tanaman sayur hidroponik. Tanaman hidroponik itu dikembangkan secara organik. Jadi, sama sekali tanpa menggunakan pupuk atau bahan kimia. ‘’Meski baru rintisan sudah ada wisatawan mancanegara yang berkunjung. Kemarin (Minggu, 14/1), tiga biksu dari Kamboja berkunjung. Dari tiga biksu itu, dua murid dengan kepala biksu Kamboja, Phehom Mejah Klae,’’ papar Adnyana, yang juga dosen Fakultas Teknik Unud itu.
Adnyana menambahkan, pihaknya baru merancang desa wisata itu. Sayangnya, September lalu terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung sampai pada erupsi dan sempat hujan abu. ‘’Semoga tidak ada letusan yang dahsyat dan merusak, sehingga kami mampu terus bergerak mengembangkan desa wisata ini. Rencananya dilengkapi rumah sederhana dan wisman yang mau menginap bisa tinggal di sana, bisa mengatur keperluan sendiri dengan tanaman sayuran yang dikembangkan di sini,’’ katanya.
Rekannya, Ida Ayu Adnyani Suyasa menambahkan, selain mengembangkan sayuran hidroponik yang organik, pihaknya juga bakal mengembangkan padi organik. Sementara jenis sayuran hidroponik yang sudah dikembangkan, seperti sayur kale, selada hijau dan merah, pokcoy, serta butter head. ”Sayuran hidroponik organik itu cepat laku, tinggal tersisa sedikit dan sudah ada yang memesan,” katanya. (bud)