Denpasar (Bisnis Bali) – Permintaan buah di Bali tergolong tinggi, sehingga budi daya tanaman buah menjadi peluang yang cukup menjanjikan di sektor pertanian. Salah satu buah yang cukup diminati dan harganya tergolong tinggi adalah kelengkeng. Namun di Bali budi daya kelengkeng belum banyak digeluti petani, padahal sangat menjanjikan.
Cara budi daya kelengkeng, menurut Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hortikultura (Aspe Horti) Provinsi Bali, Wayan Gede Natih, sebenarnya hampir sama dengan budi daya buah sejenis lainnya seperti rambutan. “Budi daya kelengkeng memang membutuhkan pemeliharaan yang bagus. Kunci utama kelengkeng berbuah lebat adalah pemilihan bibit unggul dan pemeliharaan,” tuturnya.
Bibit akan mempengaruhi kualitas, rasa, dan peroduksi buah. Jadi pemilihan varietas bibit sangat penting. Varietas yang umumnya digunakan untuk produksi banyak biasanya jenis pingpong dan diamond river karena dapat berbuah lebih cepat.
Untuk memulai budi daya pertama yang perlu dilakukan adalah membuat lubang tanaman 100 cm x 100 cm x 40 cm dengan jarak 2×2 meter sampai 7×7 meter. “Setelah lubang digali, tanahnya ditambahkan pupuk kandang 20 kg untuk masing-masing lubang tanam, kemudian biarkan lubang tanam selama 2 minggu sebelum ditanami,” terangnya.
Kemudian tanam bibit kelengkeng dengan melepas bibit dari polybag, lalu padatkan tanah dengan menggunakan bekas galian di sekitar bibit yang telah dicampur pupuk kandang tadi.
Untuk pemeliharaan siram tanaman kelengkeng tiap pagi dan sore, jangan lupa beri bibit tersebut penyangga supaya tanaman tidak mudah roboh. Tanaman kelengkeng membutuhkan sinar matahari sepanjang hari. “Pupuk diberikan secara rutin minimal 1 bulan sekali. Bila tanaman sudah lebih besar penyiraman cukup dilakukan setiap 2 hari sekali. Pemupukan penting dilakukan tiap 2 bulan sekali selama 1 tahun pertama dan setiap tahun untuk tahun berikutnya. (pur)