Denpasar (Bisnis Bali)- Keberadaan kain tenun khas Bali, khususnya songket menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat, di tengah banyaknya inovasi kain songket bordir dan print saat ini. Salah satunya, tenun songket Jembrana dengan warna alam yang harga yang cukup tinggi, justru lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan tenun songket dengan pewarna tekstil.
Hal ini diungkapkan Ketua Kelompok Tenun Songket Putrimas, Jembrana, I Ketut Widi Adnyana, saat ditemui pada acara pameran di Denpasar Festival (Denfest), baru-baru ini. Salah satu klaster binaan BI yang memamerkan berbagai motif tenun songket Jembrana ini nampak dipadati pengunjung.
“Beberapa kain tenun hasil karya kelompok, kami bawa dan lebih banyak disediakan tenun songket warna tekstil mengingat lesunya ekonomi saat ini. Namun ternyata tenun songket warna alam yang lebih jadi pilihan masyarakat, meskipun harganya lebih mahal” jelasnya.
Menurutnya, warna alam memiliki keunikan tersendiri, mulai dari ciri khas warna yang menarik dan kualitas warna yang lebih tahan lama. Selain itu, inovasi motif juga menjadi ketertarikan masyarakat, sehingga tidak heran jika jenis kain ini banyak dipilih masyarakat.
Adapun beberapa hasil alam yang digunakannya sebagai pewarna untuk kain tenunnya yaitu, seperti daun jati, mahoni, mangga, cempaka dan sebagainya. Semua hasil alam itu merupakan benda-benda yang ada di daerah Jembrana. “Karena kami memang ingin mengangkat nama daerah, sehingga apa yang kami gunakan merupakam hasil daerah,” ungkapnya. (wid)