Di tengah upaya menggenjot kunjungan wisatawan ke Indonesia, pariwisata Bali dihadapkan bencana Gunung Agung. Bagaimana kondisi pariwisata Bali di pengujung tahun yang semestinya masa high season?
INFORMASI yang dihimpun dari PVMBG Badan Geologi, peningkatan kegempaan terjadi secara konsisten sejak pertengahan Agustus 2017. Peningkatan aktivitas Gunung Agung terjadi sejak Agustus 2017. PVMBG menaikkan status Gunung Agung dari level I (normal) ke level II (waspada).
Peningkatan intensitas gempa, (18/9) membuat status Gunung Agung ditingkatkan dari level II (waspada) ke level III (siaga).
Pada (22/9) status Gunung Agung ditingkatkan lagi dari level III (siaga) ke level IV (awas). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali dari level IV (awas) menjadi level III (siaga) pada 29 Oktober.
Meskipun status Gunung Agung diturunkan ke level siaga, aktivitas vulkanik Gunung Agung belum mereda sepenuhnya dan masih memiliki potensi untuk meletus. Penurunan aktivitas Gunung Agung mulai terjadi 20 Oktober.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali meningkat dengan menyemburkan abu vulkanik. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup sementara waktu mulai Senin pagi 27 November, pukul 07.15 wita, akibat dampak dari debu vulkanik Gunung Agung. Berdasarkan keterangan dari notice to airmen (NOTAM) dari Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia), penutupan ini berlangsung hingga Selasa, 28 November, pukul 07.00 wita.
Abu vulkanik Gunung Agung telah menutup ruang udara di atas Denpasar sehingga dikarenakan alasan keselamatan, ruang udara tersebut tidak dapat digunakan sehingga operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar ditutup sementara.
Penerbangan internasional maupun domestik terkena dampak penutupan bandara I Gusti Ngurah Rai. (kup)