Singaraja (Bisnis Bali) – Tetap menjaga kekompakan, kebersamaan serta tolong-menolong di antara sesama merupakan pesan yang ditekankan oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp. OG., kepada kontingen Kwartir Cabang (Kwarcab) Buleleng yang akan mengikuti Raimuna Nasional XI pada 13-21 Agustus 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.
Terlebih bagi generasi muda, bagaimana memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian sebagai simpul pengikat rasa persatuan dan kesatuan. “Tetap jaga kekompakan, kebersamaan dan sensitivitas serta tolong-menolong di antara sesama anggota pramuka, baik secara internal sesama kontingen Buleleng maupun dengan lainnya. Kepada Ketua Kontingen saya berharap dapat melaksanakan tugas pengayoman dan pendampingan penuh tanggung jawab,” pesan Wabub Sutjidra saat melepas secara resmi kontingen, di Lobi Atiti Wisma, Kantor Bupati Buleleng.
Mewakili Kabupaten Buleleng dalam ajang perkemahan akbar yang diikuti peserta dari 34 Provinsi atau 514 kabupaten/kota se-Indonesia ini, yang akan dilaksanakan selama 8 hari mulai Minggu (13/8) sampai Senin (21/8). kehadiran kontingen Buleleng diharapkan bisa menjadi duta yang berperan mempromosikan potensi daerah di tingkat nasional.
Oleh karena itu, Wabup Sutjidra meminta agar kontingen Buleleng bisa menunjukkan keseriusan, kesunguhan, semangat serta motivasi tinggi dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari yang umum, petualangan, kecakapan hidup, wawasan, kewirausahaan, global development village bakti, seni budaya, wisata sampai pada kegiatan pilihan dan khusus.
“Keikutsertaan kontingen Buleleng yang terdiri dari pembina, pendamping dan peserta didik utusan Kwarcab Buleleng, merupakan wujud dari rasa antusiasme dalam mendukung kegaitan kepramukaan secara Nasional. Selalu ingat untuk menjadikan ajang Raimuna Nasional ini sebagai tempat belajar menimba ilmu sebagai bekal melangkah ke depan yang penuh tantangan,” ujar Wabup Sutjidra.
Lebih Lanjut, Wabup Sutjidra mengingatkan, keberagaman masyarakat harus bisa disikapi dengan arif dan bijak. Sebab jika tidak, akan berdampak terjadinya kecenderungan munculnya sentimen kedaerahan, kesukuan, agama serta feodalisme yang berpotensi memunculkan benih disintegrasi bangsa.
Melalui gerakan Pramuka ini, Wabup Sutjidra menilai merupakan satu jalan mengembangkan sikap dan prilaku generasi muda kepada hal positif. “Kondisi ini sangat memerlukan kekokohan jati diri sebagai bangsa Indonesia untuk tidak terpengaruh pada pergaulan bebas dan obat terlarang, apalagi sekarang sudah ada jenis baru yang bisa berdampak buruk,” jelas Wabup Sutjidra. (ira)