BELAKANGAN untuk memberi nilai tambah pada produk pertanian, banyak produk olahan mulai dibuat. Salah satunya adalah keripik dari buah-buahan. Keripik belimbing termasuk salah satu buah yang mulai diproduksi menjadi keripik, rasanya cukup lezat, kombinasi manis dengan bercampur sedikit rasa asam membuat banyak orang ketagihan untuk terus memakannya.
Melihat masih jarang orang yang membuat keripik belimbing, Made Oka, petani belimbing di Desa Mambal, Kabupaten Bandung tertarik untuk membuat keripik belimbing. Dengan demikian saat panen raya, harga belimbing tidak akan anjlok.
Belimbing memiliki rasa asam dan manis yang mengindikasikan apabila dalam buah belimbing terdapat kandungan vitamin C yang tinggi, selain itu ada juga vitamin A, E, serta B kompleks seperti folat, niacin, piridoksin, riboflavin, dan tiamin di dalamnya. “Biasanya belimbing dikonsumsi dengan cara dijadikan rujak atau jadi manisan. Sekarang belimbing mulai dikeringkan menjadi makanan ringan yaitu keripik,” ucapnya.
Selama ini hanya nangka, apel, salak, mangga, pisang dan rambutan, yang diolah jadi keripik, sedangkan belimbing masih jarang. Untuk membuat keripik itu harus memakai alat khusus mesin penggoreng buah untuk menghasilkan makanan ringan dari buah asli.
Belimbing yang baik diolah menjadi keripik adalah yang telah matang benar, bersihkan dan potong-potong dengan ukuran ketebalan antara lima sampai sepuluh milimeter. Selanjutnya rendam irisan belimbing dalam larutan gula. Masukkan irisan keripik belimbing yang telah direndam gula ke dalam lemari pendingin (frezer) sekitar satu hari baru digoreng. “Proses pendinginan dilakukan agar buah ketika digoreng tidak menjadi lembek,” tukasnya.
Penggorengan memang sebaiknya menggunakan vacuum frying agar hasilnya maksimal. Selain itu juga dibutuhkan mesin peniris minyak goreng (spinner) untuk menghilangkan sisa kandungan minyak yang menempel pada keripik belimbing.
Harga keripik belimbing ini bervariasi yaitu per 100 gram berkisar Rp 13 ribu hingga Rp 17 ribu. (pur)