Minggu, Mei 19, 2024
BerandaBaliOmzet Batu Sikat Turun, Beralih ke Kerajinan Batu dan Patung Antik

Omzet Batu Sikat Turun, Beralih ke Kerajinan Batu dan Patung Antik

Penjualan kerajinan batu dan patung-patung antik tidak hanya menyasar akomodasi pariwisata di Bali.

Denpasar (bisnisbali.com)-Penjualan kerajinan batu dan patung-patung antik tidak hanya menyasar akomodasi pariwisata di Bali. Produk ini tidak sedikit dicari bahkan dikirim hingga ke luar Bali terutama Jakarta untuk kalangan rumah tangga. Hal ini mampu mendongkrak penjualan saat permintaan pemasangan batu sikat menurun di tengah ketatnya persaingan.

Hal tersebut diungkapkan Putu Eka Arya Ambara, pengusaha batu sikat di Kabupaten Jembrana yang kini merambah penjualan kerajinan batu dan patung antik. Putu Eka, panggilan akrabnya, mengaku mulai mengembangkan penjualan kerajinan batu (stonecraft) dan kerajinan patung antik (art antique) sejak dua tahun lalu. Usaha ini mampu menutupi persaingan usaha batu sikat yang cukup pesat di Jembrana.

“Usaha batu sikat yang sudah 12 tahun saya tekuni memang ada penurunan omzet dikarenakan keadaan perekonomian belum pulih betul akibat pandemi kemarin serta adanya persaingan yang ketat. Ibaratnya satu pelanggan dijejali delapan hingga 10 pemborong koral sikat,” ungkapnya ditemui di Denpasar, Selasa (2/5).

Berbeda dengan pangsa pasar batu sikat yang masih mengandalkan lokal Jembrana saja, kerajinan batu dan patung-patung antik lainnya sudah menyasar seluruh wilayah Indonesia. Kerajinan batu dan patung-patung antik lainnya banyak peminatnya di luar wilayah Bali, seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta.

Permintaan kerajinan batu dan patung antik tidak hanya kalangan pariwisata, namun juga rumah tangga. “Permintaan cukup banyak dari homestay, vila dan hotel. Saya malahan banyak dapat pelanggan vila di daerah Kuta Selatan,” terang ayah tiga anak ini. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer