Senin, Mei 20, 2024
BerandaBaliKlungkung Ingin Adopsi Sistem ’’Barcode Scanner’’ DIY

Klungkung Ingin Adopsi Sistem ’’Barcode Scanner’’ DIY

Semarapura (bisnisbali.com) – Para Lurah, Perbekel dan BPD se-Kecamatan Klungkung melakukan studi komparasi ke Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta dalam rangka meningkatkan wawasan, pemahaman dan pengetahuan tentang desa wisata dan potensi desa, PKK, inovasi dan kesehatan desa, baru-baru ini. Rombongan dipimpin Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi Camat Klungkung Komang Wisnuadi.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan pengembangan desa wisata memerlukan proses. Klungkung sebagai salah satu lokasi kunjungan wisatawan juga memiliki keunggulan dengan berbagai destinasi di dalamnya.

Para Lurah dan Perbekel diharapkan mempunyai komitmen tinggi dan berkelanjutan serta rasa idealis dalam membangun desa dan membranding potensi wisata di wilayahnya masing-masing. “Apa yang dipelajari di sini (Yogyakarta) langsung kerjakan. Karena kunci utama membangun desa adalah memiliki rasa idealis dan komitmen berkelanjutan,” ujar Bupati Suwirta.

Selain itu, terkait penerapan tiket berbasis aplikasi, Bupati Suwirta menyempatkan berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Dirinya bertemu dengan Asisten Manager Pelayanan (Asman) PT Taman Wisata Candi Badan Pengelola Borobudur, Winarto. Bahkan ia sempat menghubungi General Manager PT Taman Wisata Candi, Badan Pengelola Borobudur, I Gusti Putu Ngurah Sedana.

Kebijakan pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur dilakukan oleh badan pengelola yang dipertanggungjawabkan kepada BUMN dengan target kunjungan 4.700.000 orang per tahun atau sekitar 13 ribu orang per hari. “Ada beberapa hal yang bisa diadopsi dari kunjungan ini. Salah satunya aplikasi sistem tiket yang menggunakan barcode scanner, sehingga mengurangi tenaga manusia,” imbuh Bupati Suwirta.

Sementara pada kesempatan tersebut Bupati Bantul Drs. H. Suharsono berharap dengan adanya pertemuan dan sharing informasi ini semakin meningkatkan hubungan antara Pemkab Klungkung dan Pemkab Bantul. Dikatakan, Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan dan 75 desa dengan jumlah penduduk hampir 1 juta jiwa. Kabupaten Bantul memiliki spirit “Makaryo Mbangun Deso”, yaitu pembangunan diserahkan ke masing-masing desa dengan mengajukan usulan pembangunan ke pemerintah daerah. Di bidang Akuntabilitas Kinerja, Pemkab Bantul mendapat predikat A pada tahun 2018 dari Kemenpan RB.

Bupati Suharsono menjelaskan Kabupaten Bantul memiliki banyak destinasi wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya. Agar fokus dalam penanganan destinasi tersebut, Pemkab Bantul memisahkan antara Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata, seperti halnya di Kabupaten Klungkung.

Kabupaten Bantul memiliki dana yang dianggarkan untuk kebudayaan, yang disebut dana istimewa. “Saat ini PAD kami sebesar Rp450 miliar pertahun. Ke depan kami akan optimalkan potensi wisata untuk meningkatkan pendapatan,” ujar Bupati Suharsono.

Usai pertemuan, rombongan melanjutkan kunjungan lapangan ke Desa Wisata Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul. Rombongan disambut Camat Piyungan, Drs. Saroyo Heriyanto bersama Pj. Kepala Desa Srimulyo, Tutik Nurhayati, Kepala Desa Srimulyo purna tugas, Wajiran dan perangkat desa setempat.

Kepala Desa Srimulyo purna tugas, Wajiran menyampaikan dalam membangun desa harus diimbangi dengan meningkatkan pengetahuan dan kualitas masyarakat. Desa Wisata Srimulyo terdiri dari 22 Pedukuhan, yakni setiap Pedukuhan memiliki destinasi atau potensi masing-masing yang disebut One Pedudusan One Product (OPOP). Destinasi wisata di Desa Srimulyo awalnya dibangun dari gotong-rotong masyarakat secara swadaya.

Pemerintah desa baru hadir dan menyalurkan anggaran melalui APBDes sekitar dua tahun lalu. “Perkembangan desa wisata Srimulyo menerapkan konsep Gerbang Madu atau Gerakan Pembangunan Masyarakat Terpadu,” sebutnya. *dar

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer