Inovasi Produk Berbasis Riset Teknologi Ciptakan Ekonomi Baru

137
INOVASI RISET - Inovasi teknologi dari hasil riset mahasiswa yang terus berkembang mendorong produk-produk start-up yang melahirkan ekonomi dan entrepreneur baru.

Denpasar (bisnisbali.com) – Inovasi teknologi dari hasil riset mahasiswa yang terus berkembang mendorong produk-produk start-up makin mampu melahirkan ekonomi dan entrepreneur (wirausaha) baru. “Saya sudah melihat semua produk yang ditampilkan serta inovasi yang dilakukan mahasiswa dan sangat terkesan. Inovasi teknologi ini sangat berguna dan bisa dikomersialisasi, meskipun ada beberapa yang harus dikembangkan dari sisi research and development (RnD),” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam keterangan yang dipantau di Denpasar, Selasa (5/3).

Beberapa inovasi teknologi yang telah dikembangkan mahasiswa, seperti pengembangan pertanian dengan mengolah hasil pertanian melalui sensor, olahan CPO yang bisa dibuat bahan kosmetik, maupun semprotan disinfektan atau hama, hingga alat hemat energi penggunaan listrik.

Terdapat pula olahan karet yang terus dikembangkan. Bahkan ketika harga karet jatuh, melalui teknologi dan inovasi, bahan karet bisa dibuat pelumas dengan minyak sawit untuk menggantikan pelumas dari fosil.

Potensi-potensi tersebut kata Teten, akan terus menjadi evaluasi dan didampingi untuk terus dikembangkan. Termasuk proses UMKM dari yang berteknologi rendah ke inovasi teknologi berbasis riset.  “Sudah banyak hasil produk mahasiswa yang menggunakan IoT (Internet of Things), smart farming modern. Hal seperti ini yang kita harapkan agar hasil riset perguruan tinggi bisa menghasilkan ekonomi dan entrepreneur baru,” katanya.

Untuk itu, dalam membantu mengembangkan inovasi produk mahasiswa yang telah tercipta, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kata Menteri Teten, telah bekerja sama dengan inkubator baik yang ada di dalam maupun di luar kampus. Termasuk adanya business matching untuk mencari investor yang dimasukkan program E-Hub.

Berdasarkan Global Innovation Index tahun 2022, Indonesia menempati ranking ke-75 dari 132 negara yang disurvei. Banyak pelaku usaha di Indonesia yang minim inovasi dalam menjalankan bisnis, sehingga perkembangan usahanya menjadi lambat dan tidak mampu bersaing.

“Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan lahirnya wirausaha-wirausaha yang memiliki daya kreativitas dan inovasi tinggi, serta mampu memanfaatkan riset dan teknologi dalam menjalankan usahanya, dan salah satu jawabannya ada pada mahasiswa,” ucap Teten.

Dalam mendukung perkembangan wirausaha berbasis teknologi, KemenKopUKM terus memperkuat ekosistem kewirausahaan dengan mendorong pemanfaatan riset dan teknologi.

“Kami juga mengembangkan platform Entrepreneur Hub untuk memfasilitasi para pihak agar dapat bertemu dalam satu platform, baik para resources provider yang memiliki program pembinaan dan pendampingan, ataupun para wirausaha yang membutuhkan pengembangan dan jaringan,” kata MenKopUKM.  *rah