Senin, Mei 20, 2024
BerandaagroagroDiprediksi, Luas Tanam Padi di Tabanan Bertambah

Diprediksi, Luas Tanam Padi di Tabanan Bertambah

Curah hujan tinggi akan berdampak positif bagi sektor pertanian Kabupaten Tabanan, khususnya padi pada musim tanam (MT) III tahun ini.

Tabanan (bisnisbali.com) –Curah hujan tinggi akan berdampak positif bagi sektor pertanian Kabupaten Tabanan, khususnya padi pada musim tanam (MT) III tahun ini. Betapa tidak, musim hujan ini berpotensi meningkatkan luasan tanam padi di daerah lumbung pangan ini.

Data di Dinas Pertanian Tabanan, pada September 2020 luas tanam padi di Kabupaten Tabanan tercatat mencapai 3.428 hektar. Luasan tersebut disumbang di antaranya oleh Kecamatan Penebel dengan luasan tanam padi mencapai 1.006 hektar, Selemadeg Barat 685 hektar, Baturiti mencapai 533 hektar, dan Tabanan 447 hektar. Bercermin dari itu pula, luasan tanam padi di Kabupaten Tabanan disumbang oleh sepuluh kecamatan total mencapai 30.262 hektar sepanjang Januari-September 2020.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, Selasa (13/10) kemarin, mengungkapkan, saat ini dengan memasuki musim hujan belum berdampak buruk pada sektor pertanian di Tabanan termasuk juga pada aliran irigasi. Sebaliknya, musim hujan ini justru membuat potensi luas tanam padi di sejumlah sentra produksi terjadi peningkatan, karena terjadinya perubahan pola tanam di tingkat petani saat ini.

“Contoh tahun lalu pada periode yang sama biasanya petani di wilayah Baturiti akan melakukan penanaman beragam jenis sayur. Namun, tahun ini polanya berubah karena petani di sana tidak menanam sayur melainkan budi daya padi,” tuturnya.

Jelas Budana, kini sejumlah petani di Baturiti mulai mengembangkan padi sekaligus sebagai daerah penyumbang untuk luasan tanam padi pada MT III ini. Selain Baturiti, kata dia, penyumbang peningkatan luasan tanam padi seiring dengan tercukupinya kebutuhan pengairan untuk irigasi ini juga disumbang oleh sentra produksi di daerah Selemadeg yang merupakan pertanian tadah hujan. “Kemungkinan puncak MT III tahun ini akan terjadi pada November nanti dan akan memasuki musim panen pada Februari 2021 mendatang,” ujarnya.

Sementara itu, terkait ketersediaan benih untuk kebutuhan musim tanam ini masih tercukupi dan ia menganjurkan agar petani menggunakan benih padi jenis Inpari. Sebab, jenis tersebut memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit yang sangat riskan menyerang pada musim hujan.

“Saat ini yang jadi kendala hanyalah menyangkut kebutuhan sejumlah pupuk subsidi yang berpotensi masih kurang, sehingga kami berupaya terus memohon penambahan alokasi pupuk subsidi ini,” tandasnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer