Digitalisasi Angkutan Pariwisata, Cegah Risiko Kecurangan

159
DIGITALISASI - Salah satu angkutan pariwisata yang melintas di Pantai Pandawa, Badung. Penerapan digitalisasi pada angkutan transportasi pariwisata di Bali memiliki manfaat yang besar bagi pengusaha, salah satunya mencegah risiko kecurangan.

PENERAPAN digitalisasi pada angkutan transportasi pariwisata di Bali memiliki manfaat yang besar bagi pengusaha. Salah satunya dapat meningkatkan produktivitas dan utilasi armada serta membantu mengurangi biaya operasional kendaraan, termasuk mencegah risiko kecurangan yang umumnya terjadi. Selain itu, produk keselamatan memiliki peran penting dalam optimalisasi manajemen dalam pengoperasian armada. Karena itu penting adanya peningkatan standar keselamatan layanan angkutan orang untuk keperluan pariwisata di provinsi Bali.

Pendiri dan Chief Executive Officer TransTrack, Anggia Meisesari didampingi Aris Pujud Kurniawan, Co-Founder & CTO TransTrack di sela-sela KSO pengaturan dan pelabelan sarana angkutan orang untuk keperluan pariwisata di Provinsi Bali dengan nama Kreta Bali Smita menerangkan, menyediakan solusi FMS yang dapat memantau lokasi dan perjalanan setiap kendaraan pariwisata, perilaku pengemudi dan penggunaan bahan bakar untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang, dan efisiensi operasional kendaraan.

Selain itu, kebanyakan perusahaan telah mengalami kerugian sebesar 20-40 mpersen dari keuntungan yang seharusnya. Namun, sebesar 10 hingga 30 persen pengguna TransTrack telah mengalami penurunan biaya maintenance, bahan bakar, pekerja, total jarak tempuh, dan total waktu menganggur, yang menjadikan sebesar 20 hingga 40 persen pengguna telah merasakan peningkatan produktivitas dan utilisasi armada. “Kami bangga menjadi bagian dari konsorsium yang menghasilkan sistem pelabelan Kreta Bali Smita. Sistem ini memperlihatkan dedikasi kami untuk mendigitalisasi dan meningkatkan operasional armada kendaraan secara efisien, khususnya dalam sektor angkutan pariwisata,” ujarnya.

Sejalan dengan Dinas Perhubungan untuk peraturan kendaraan pariwisata, TransTrack juga memiliki Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) terutama pada fitur-fitur keamanan andalannya. Penerapan SMK ini juga dimulai dari sistem pelabelan bagi angkutan umum di Bali yang akan berguna untuk meningkatkan keamanan pengemudi serta penumpang.

Teknologi dilengkapi dengan kartu SIM global untuk meminimalkan blank spot (area kehilangan sinyal seluler), sehingga catatan perjalanan menjadi lebih komprehensif. Selain itu, sensor bahan bakar terintegrasi dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) guna meningkatkan akurasi pemantauan BBM hingga 98%, melebihi sensor bahan bakar pada GPS umumnya di pasaran.

Diakui perusahaan juga telah sepenuhnya terhubung dengan sistem Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, mendukung proses penerbitan izin trayek untuk angkutan penumpang. Melalui kolaborasi ini, terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan keselamatan layanan angkutan umum penumpang, selaras dengan inisiatif pemerintah, terutama Dinas Perhubungan Provinsi Bali dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali.

Perlu diketahui Kreta Bali Smita merupakan terobosan inovasi luar biasa yang diinisiasi oleh KBS bersama TÜV Rheinland Indonesia dan TransTRACK untuk menetapkan standar khusus angkutan dan pengemudi Pariwisata Bali dalam upaya mewujudkan quality tourism dan sustainability tourism di Bali.

Konsorsium ini adalah langkah konkret dalam mendukung terciptanya aktivitas pariwisata yang berkualitas dan inovatif di Indonesia, khususnya di Provinsi Bali.

Sistem pelabelan Kreta Bali Smita bertujuan untuk memberikan standar yang lebih tinggi dalam layanan angkutan pariwisata, dengan fokus utama pada keselamatan wisatawan dan kualitas layanan transportasi. Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan akan memajukan industri pariwisata Indonesia dan meningkatkan pengalaman para pengguna layanan angkutan pariwisata di Bali. *dik