Dampak El Nino, Sentra Produksi Jagung Meningkat di Tabanan

117
DAMPAK EL NINO - Seorang warga melintas di depan hamparan tanaman jagung di Kabupaten Tabanan. Dampak El Nino yang ditandai dengan kemarau panjang telah membuat sentra produksi jagung di Kabupaten Tabanan meningkat.

DAMPAK El Nino yang ditandai dengan kemarau panjang telah membuat sentra produksi jagung di Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut khususnya terjadi di sentra-sentra pertanian yang minim mendapat pengairan irigasi akibat kemarau panjang.

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan mencatat, hingga Agustus total luas tanam jagung di Kabupaten Tabanan tercatat mencapai 1.565 hektar. Luasan tersebut disumbang oleh tujuh kecamatan yang ada. Meliputi Kecamatan Selemadeg dengan pengembangan jagung mencapai 94 hektar.

Selanjutnya dikembangkan di Kecamatan Selemadeg Timur sebesar 1.153 hektar yang sekaligus menjadi sentra penanaman jagung terluas di Kabupaten Tabanan saat ini. Lanjut, di Kecamatan Kerambitan sebesar 221 hektar, di Kecamatan Tabanan seluas 41 hektar, Kecamatan Marga 8 hektar, Kecamatan Baturiti 23 hektar dan Kecamatan Penebel 25 hektar.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia mengungkapkan, untuk tetap mendapat penghasilan dari hasil bertani di tengah dampak El Nino sejumlah petani di Kabupaten Tabanan mengusahakan budi daya jagung sebagai alternatif produksi selain padi belakangan ini. Budi daya jagung, dikembangkan sejumlah petani pada lahan yang minim maupun susah mendapat aliran irigasi saat musim kemarau seperti saat ini.

“Dari penyuluhan yang kami berikan jika petani tidak bisa lagi menggunakan sistem sorog (gilir air), walaupun mereka tidak pola tanam, kami sarankan mencari alternatif pengembangkan lain, seperti jagung,” tuturnya.

Selain memungkinkan tetap berproduksi di tengah dampak kemarau. Bertani jagung menjadi alternatif produksi yang cukup menjanjikan, karena memiliki umur tanam hingga siap panen dalam waktu singkat. Hanya membutuhkan waktu dua bulan.

Gambaran keuntungan lain yang didapat petani dari budi daya jagung adalah, permintaan pasar dari kalangan pengepul akan hasil panen yang dibarengi dengan harga jual dipasaran mengalami tren lonjakan.”Sama seperti harga gabah di tingkat petani, tren harga jagung di petani ini masih tetap naik. Terakhir infonya bisa mencapai di kisaran Rp5.000 per kg sampai Rp5.500 per kg dalam kualitas pipil kering atau naik dari harga Rp3.000 per kg sebelumnya,” ujarnya.

Terlebih lagi tambahnya, kini di Kecamatan Selemadeg Timur juga sudah ada dryer yang bisa menampung produksi jagung pada saat panen raya. Menurutnya, kondisi tersebut pastinya membuat animo masyarakat menanam jagung menjadi cukup bagus karena keuntungan juga lumayan. Sehingga ada kecenderungan untuk luas tanam jagung di Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan belakangan ini. *man