Denpasar (Bisnis Bali) – Agustus 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan 0,19 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, atau dari 104,14, menjadi 103,94. Meski turun, NTP pulau dewata ini masih lebih besar dibandingkan dengan NTP Nasional yang hanya mencapai 101,60 pada periode sama.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Kamis (7/9) kemarin mengungkapkan, NTP gabungan secara nasional mencapai 101,60 yang mengalami kenaikan 0,94 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan 0,92 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami penurunan 0,02 persen.
“Bercermin dari kondisi tersebut, maka perkembangan NTP Bali masih lebih besar dibandingkan dengan NTP Nasional pad Agustus 2017 lalu,” tuturnya.
Jelas Adi, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term oftrade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Katanya, semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
Paparnya, Agustus 2017 lalu sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat mengalami penurunan 0,29 persen, dari 129,79 di bulan sebelumnya menjadi 129,41. Sementara itu dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat mengalami penurunan yang lebih kecil, yaitu 0,10 persen, dari 124,63 menjadi 124,50. Katanya, penurunan NTP Bali disebabkan karena dari lima subsektor pembentuk NTP, ada dua subsektor di antaranya tercatat mengalami penurunan. (man)