Pertumbuhan sektor pendidikan sektor pariwisata di Bali, tampaknya belum sepenuhnya mampu mengantarkan lulusannya masuk ke dunia kerja. Terbukti sejumlah jenjang pendidikan, salah satunya sekolah menengah umum (SMU) dari pencatatan BPS Bali menjadi penyumbang bagi tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Pulau Dewata. Apa sebabnya?
PROVINSI Bali sebagai ikon pariwisata nasional tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Bali, juga menjadi daya tarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungan. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian di Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan baik bagi penduduk Bali maupun penduduk luar Bali. Meningkatnya jumlah penduduk tidak bisa lepas dari kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya masalah ketenagakerjaan.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho mengungkapkan, hasil survai angkatan kerja nasional (Sakernas) Februari 2018 menunjukkan terjadi kenaikan angkatan kerja. Penduduk yang bekerja mengalami kenaikan sementara penduduk yang menganggur mengalami penurunan, yakni dari 3.266.054 penduduk usia kerja, 2.607.288 orang tergolong sebagai angkatan kerja.
“Dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 79,83 persen. Sementara itu 658.766 orang dari penduduk usia kerja tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja dengan kegiatan seminggu yang lalu sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya,” tuturnya.
Dari jumlah angkatan kerja hasil Sakernas Februari 2018, penduduk yang bekerja mencapai 2.584.943 orang (99,14 persen). sementara hanya 0,86 persen (22.345 orang angkatan kerja yang menganggur. Penduduk yang bekerja pada Februari 2018 naik 147.449 orang bila dibandingkan dengan kondisi Februari 2017 (mencapai 2.437.494 orang). Demikian juga halnya bila dibandingkan dengan penduduk yang bekerja pada Agustus 2017, mengalami kenaikan 186.636 orang (Agustus 2017 mencapai 2.398.307 orang). (man)