Denpasar (Bisnis Bali) – Pada triwulan III 2017, ekonomi Bali tumbuh 6,22 persen atau melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,61 persen. Perlambatan salah satunya disumbang lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mengalami penurunan atau minus 1,34 persen.
Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Bali, Kadek Agus Wirawan di Denpasar, belum lama ini mengungkapkan, pada triwulan III 2017 total perekonomian Bali yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tercatat Rp 55,92 triliun. Di sisi lain, pada periode sama atas dasar harga konstan tercatat ekonomi Bali mencapai Rp 37,19 triliun.
Jelas Wirawan, pertumbuhan ekonomi Bali ini didukung oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang tumbuh minus. Di luar itu, katanya, lapangan usaha tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh akomodasi dan makan minum mencapai 10,71 persen, diikuti perdagangan besar dan eceran 9,64 persen, serta pengadaan listrik dan gas 8,40 persen.
“Struktur PDRB Bali menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2017 masih didominasi oleh penyediaan akomodasi dan makan minum dengan distribusi 23,43 persen. Selanjutnya diikuti oleh kategori pertanian dengan distribusi 14,25 persen,” tuturnya.
Sambungnya, kondisi berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2017 terhadap triwulan II 2017 yang tercatat tumbuh 3,34 persen. Paparnya, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh transportasi dan pergudangan mencapai 6,38 persen, diikuti akomodasi dan makan minum 5,29 persen, dan pengadaan listrik dan gas 3,94 persen. (man)