
Denpasar (bisnisbali.com) –Mempertemukan petani dan konsumen seperti hotel, restoran dan swalayan yang saat ini wajib menggunakan produk pertanian lokal, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali menggelar Festival Agribisnis 2019. Kegiatan ini dalam upaya peningkatan nilai tambah, daya saing dan pemasaran produksi pertanian untuk peningkatan kesejahteraan petani.
Gubernur Koster dalam sambutan yang dibacakan Sekda Dewa Indra mengingatkan, beratnya persaingan yang dihadapi produk pertanian lokal Bali. Oleh karena itu, ia mendorong petani agar terus berupaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produknya. “Jangan sampai Bali hanya menjadi tempat pemasaran produk pertanian luar daerah atau luar negeri. Produk pertanian kita harus menjadi tuan rumah di daerah sendiri,” ujarnya.
Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si., mengatakan, Festival Agribisnis Provinsi Bali Tahun 2019 ini dilaksanakan dalam rangka mempromosikan dan memfasilitasi pemasaran produk pertanian kelompok-kelompok tani Bali serta sebagai salah satu bentuk inisiasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 99/2018.
“Ini adalah ajang untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan baik bentuk segar maupun olahan yang diproduksi petani Bali kepada masyarakat Bali dan pengguna produk-produk pertanian,” katanya.
Sedikitnya 40 stan men-display produk pertanian segar dan olahan unggulan petani Bali.
Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura (Aspehorti) Bali, Ir. I Wayan Sugiarta mengatakan, Aspehorti berupaya menjembatani antara petani dan pasar yang sebagian besar adalah pasar pariwisata. “Pasar ini punya kriteria tertentu yang saat ini petani rata-rata belum mampu penuhi. Nah, bagaimana nanti petani bisa produksi dengan kualitas tertentu, berkelanjutan dan bersaing harganya ini yang diharapkan pasar,” katanya.
Hal tersebut yang berupaya dipertemukan pemerintah melalui Aspehorti.
Dengan tema “Cintai Produk Dalam Negeri, Gunakan Produk Daerah Sendiri”, yang mengandung misi untuk menggelorakan fanatisme dan kecintaan masyarakat terhadap produk pertanian lokal. Festival akan berlangsung hingga 6 Oktober 2019. *pur