Pemerintah dan masyarakat Bali tentu mengharapkan terjadinya pemerataan pembangunan pariwisata di Bali. Sejauhmana pembangunan pariwisata Bali dibangun dalam 3 kluster wilayah ini akan mampu mendorong penguatan pariwisata Bali dan mampu mewujudkan pemerataan pembangunan pariwisata di Bali?
PEMBANGUNAN pariwisata senyatanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Ini diwujudkan dengan pemerataan pembangunan pariwisata di kabupaten/kota di Bali.
Setiap masyarakat beserta pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sampai kecamatan dan desa menginginkan pembagian hasil pariwisata secara merata. Pengembangan potensi masing-masing wilayah di Bali diharapkan memperkuat pariwisata. Pengembangan potensi pariwisata ini bisa diwujudkan dengan sinergi kabupaten/kota terbagi dalam kluster.
Dewan Pembina Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Bagus Sudibya mengatakan, pemerataan pembangunan pariwisata Bali bisa diwujudkan dengan pembentukan tiga kluster pariwisata Bali akan saling menguatkan sektor pariwisata Bali. Pembangunan Bali beserta ikutannya bertujuan mewujudkan pemerataan dan makin berkeadilan.
Ia menjelaskan, sebelumnya pemerataan pembangunan pariwisata Bali ini sempat diperjuangkan Bali dengan menamakan otonomi khusus sebagai titip beratnya. Pemerataan pembangunan yang dikoordinasi di tingkat provinsi tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pada bagian lain, penerapan otonomi daerah di kabupaten/kota spiritnya lebih kuat. Akibat penerapan otonomi daerah pemerintah tingkat II berlomba-lomba mengembangkan sektor pariwisata tanpa ada sinergi dengan kabupaten lain di Bali. Ini akan munculnya ketimpangan pembengunan Bali.
Ketimpangan pembangunan ini akan makin parah jika masing-masing kabupaten hanya mementingkan pembagunan daerahnya masing-masing. “Ini diperlukan jalan keluar sehingga antar wilayah bisa bersinergi membangun kekuatan dalam pengembangan pariwisata Bali,” ucapnya.
Lebih lanjut Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali mengatakan, untuk mengatasi ketimpangan tersebut Bali mesti dibangun berdasarkan kedekatan geografis, demografis, dan kultural kewilayahan. Ini mengingat potensi-potensi pariwisata di masing-masing kabupaten/kota sudah ada dan sudah berkembang.
Di Bali Selatan sudah terbentuk keterpaduan, antara Denpasar, Badung Gianyar dan Tabanan (Sarbagita). Keempat kabupaten/kota ini bisa dikatakan sebagai penikmat utama kepariwisataan. Ini dikarenakan terbentuknya sektor pariwisata terjadi secara alami di keempat kabupaten/kota tersebut. (kup)